Airlangga Hartarto: Indonesia dan Bosnia Sepakati Kerjasama Business to Business

JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyambut baik tawaran untuk mempererat kerjasama dengan Bosnia Herzegovina.

Hal ini diungkapkan Airlangga Hartarto Ketika meemui Menteri Luar Negeri Bosnia Herzegovina  Y.M. Bisera Turkovic di kantor Kemenko Perekonomian pada Senin, (15/6).

Pada pertemuan tersebut kedua belah pihak sepakat untuk mempererat hubungan antar kamar dagang (Kadin) kedua negara.

Hal ini untuk mendorong peningkatan kerjasama perdagangan yang memiliki komoditi andalan. Baik dari Indonesia mapun dari Bosnia Herzegovina.

Airlangga Hartarto kemudia menawarkan bentuk Kerjasama di sektor industri pertahanan, Business-to-Business, hingga kerja sama Hospitality.

Ketua Partai Golkar ini mengatakan, untuk menindaklanjuti pertemuan ini, pelaku bisnis kedua negara diharapkan bisa saling melakukan penjajakan mengenai peluang dan potensi Kerjasama yang ditawarkan.

Sejauh ini, Indonesia percaya bahwa kedekatan historis serta hubungan bilateral yang baik antara kedua negara sejak puluhan tahun yang lalu dapat dimanfaatkan sebagai modal dasar.

‘’Ini merupakan langkah strategis dalam rangka eksplorasi lebih lanjut setiap potensi kerja sama antara Indonesia dengan Bosnia dan Herzegovina,” kata Menko Airlangga.

Airlangga menyebutkan, sejauh ini nilai perdagangan antara kedua negara pada tahun 2021 tercatat USD 1,85 juta.

Berbagai komoditas unggulan Indonesia yang diekspor ke Bosnia adalah cocoa powder (USD 188 ribu), musical instruments (USD 45 ribu), dan telephones sets (USD 44 ribu).

Sedangkan komoditi impor utama Indonesia dari Bosnia adalah centrifuges (USD 439 ribu), footwear with outers and uppers of rubber (USD 226 ribu), dan footwear with uppers other than rubber (USD 95 ribu).

Sementara itu Menlu Bosnia Herzegovina Turkovic menuturkan, Bosnia saat ini sangat membutuhkan berbagai komoditi dari dari Indonesia.

‘’Komoditi minyak sawit asal Indonesia serta menawarkan Indonesia untuk berinvestasi di sektor produk makanan di Bosnia dan Herzegovina,” kata Menlu Turkovic.

Sebagai informasi, terdapat pabrik mie instan Indomie di wilayah Serbia saat ini. Untuk itu, Pemerintah Bosnia Herzegovina menawarkan agar pabrik yang sama dapat dibuka di wilayahnya.

Namun, Salah satu tantangan dari upaya penguatan kerja sama bidang ekonomi antara kedua negara adalah hambatan logistik untuk melakukan perdagangan langsung dengan Bosnia dan Herzegovina.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan