JABAREKSPRES.COM – Peneliti Senior Institut Riset Indonesia (Insis), Dian Permata menyebut Ketua DPR RI, Puan Maharani bisa dituding melakukan politik identitas karena tiba-tiba muncul dengan penampilan berhijab.
Dia mengatakan hal tersebut saat menanggapi ramainya foto-foto Puan Maharani yang berhijab beredar luas di media sosial saat ibadah umrah.
Dian juga menjelaskan pandangannya, Puan Maharani seharusnya tidak perlu mengubah penampilannya, apalagi menjadi lebih islami hanya karena akan menyambut Pemilu 2024.
Hal tersbeut justru dikuatirkan hal itu akan berpotensi memunculkan polemik, utamanya terkait isu politik identitas.
“Jika dia (misalkan) mengenakan hijab saat berhimpitan dengan situasi atau tahun politik seperti mendekati pemilu, maka akan menjadi back fire bagi dirinya,” ujar Dian Permata, Rabu (1/6).
Dosen ilmu politik Universitas Ibnu Chaldun (UIC) itu menambahkan pemilih saat ini sudah cerdas. Perubahan penampilan yang dilakukan menjelang pemilu, bisa jadi akan dimaknai tidak serius.
Karena berbau kepentingan elektoral untuk dapat suara dari kalangan muslim. “Khawatir malah negatif, mendapatkan sinisme dan cibiran. Yang parahnya, Puan bakal dituding memainkan politik indentitas,” kata Dian.
Selain itu, perubahan penampilan Puan juga menegasikan baliho “kepak sayap kebangsaan” yang sudah dipasang di sejumlah daerah. Dalam baliho tersebut, Puan sama sekali tidak mengenakan hijab.
“Puan tidak mengubah penampilan secara drastis. Kecuali, memang Puan ingin sekali mengenakan hijab untuk kesehariannya,” pungkas Dian. (rt/rit)