Antisipasi PMK, Pemerintah Kota Bandung Intensifkan Pengawasan Pedagang Ternak

BANDUNG – Sekretaris Daerah Kota Bandung bersama DKPP mengintensifkan antisipasi PMK dengan melakukan peninjauan dan pengawasan di salah satu peternakan Arcamanik.

Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Surmarna, mengutarakan saat ini ada 50 peternakan sapi di Bandung dengan total 980 ekor sapi. Sedangkan, peternakan domba perjumlah 150 dengan total 1.118 ekor domba.

“Alhamdulillah Bandung sampai hari ini menurut kawan-kawan DKPP ini tidak ada kasus, dan kita berdoa jangan ada kasus. Makanya kita sekarang melakukan pengecekan secara intensif. Yang 50 (peternakan sapi) ini benar benar diawasi diperiksa sampai hari ini belum ada kasus,” ujarnya kepada wartawan ketika ditemui di salah satu peternakan di Arcamanik, Kota Bandung, Jumat (20/5).

Kendati demikian, ujar Ema, pihaknya khawatir akan penyebaran PMK dari Kabupaten Bandung.

“Di Sumedang dan KBB sudah ada, bandung kan dilingkari daerah ini. Makanya kita antisipasi ini harus lebih maksimal. Belum lagi nanti ada pedagang musiman. Nah ini yang harus benar benar kita awasi betul,” bebernya.

Kebutuhan Idul Adha yang secara normal membutuhkan 5.000 sapi dan 15.000 domba, diprediksi akan menurun.

“Nah sekarang dengan adanya musibah non alam PMK, kemungkinan ada penurunan. Karena itu tadi, bahwa sapi ini tidak mudah untuk mobilitas,” jelasnya.

Para pemilik peternakan, ucap Ema, dibebaskan memasarkan ternaknya dengan prasyarat memiliki sertifikasi Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH).

Sementara untuk rapid test, Ema mengakui, pihaknya belum bisa menentukan. “Rapid ini adalah sesuatu yang tidak terduga. Tentunya kita juga (memperhatikan) aspek kehati-hatian pengelolaan anggaran. Kalau ini masuk kategori itu bisa saja nanti masuk BTT misalnya,” paparnya.

Ema mengakui saat ini belum tersedia anggaran di DKPP. Namun, Pemerintah Kota Bandung akan terus mengupayakan perolehan biaya rapid test.

“Toh biaya ini tidak terlalu besar. Saya pikir kalau dilandasi kesadaran untuk kesementaraan menjadi beban peternak toh harganya tidak spektakuler,” tuturnya.

“Kalau saya tadi ilustrasikan sapi yang satu ton ini, gambarkan 10 juta sudah menjadi keuntungan, dan kalau keambil 100 ribu hanya berapa 0 koma sekian persen. Jadi jangan berpikir semua untuk laba bersih, tapi kondisi sekarang mari kita bangun rasa kesadaran,” sambungnya

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan