Cegah Stunting, BKKBN Kerahkan Tim Pendamping Keluarga

SUBANG – Sejumlah wargaa yang tengah hamil antusias mengikuti Apel Siaga TPK Bergerak di alun-alun Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat, Kamis (12/05). Mereka duduk antre menunggu panggilaran giliran. Untuk diberi edukasi seputar kesehatan guna mencegah stunting.

Ada juga yang menggendong anak, dengan berbekal air minum dan makanan ringan menemaninya hingga acara usai. Cuacanya cukup panas, meski malam tengah diguyur hujan. Buat genangan air dilapangan yang akan dijadikan Apel Siaga TPK Bergerak.

Dalam kegiatan tersebut juga dihadirkan berbagai demonstrasi yang dilakukan oleh tim pendamping keluarga seperti Dasboard Keluarga Berisiko Stunting, Poktan GenRe (Generasi Berencana), bazar, hingga pelayanan vaksinasi.

Apel Siaga tersebut dihadiri oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, yang diwakili oleh Deputi III Agus Suprapto, Kepala BKKBN Pusat Hasto Wardoyo, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Ketua Tim Penggerak PKK Atalia Praratya Kamil, serta diikuti secara virtual oleh 514 kota dan kabupaten seluruh Indonesia.

Bidan Puskesmas Kalijati Kabupaten Subang, Tego Triswanti mengatakan, Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang terdiri dari bidan, Kader Keluarga, dan Kader PKK, memiliki tugas untuk memberikan pendampingan kepada calon pengantin, khususnya mengenai masalah kesehatan.

Menurut Tego, petugas TPK bertugas memberikan pemahaman dan masukan mengenai kesehatan kepada calon pengantin, baik sebelum menikah maupun sesudah menikah. Itu dilakukan sebagai upaya mencegah stunting sejak dini.

”Dalam konsultasi, kita melakukan pengecekan kesehatan calon pengantin, cek darah. Kita lakukan tiga bulan sebelum mereka menikah sehingga ada waktu untuk perawatan jika ditemukan ada masalah,” kata Tego.

”Kita juga memberikan arahan cara menjaga kesehatan, terutama setelah menikah dan saat hamil. Ini dilakukan untuk mencegah stunting,” imbuhnya.

Sedangkan Kader Keluarga Berencana Desa Kaliangsana, Asih, menuturkan bahwa selain memberikan pemahaman terkait masalah stunting, dalam konsultasi, pihaknya memberikan pemahaman pentingnya menjaga jarak kehamilan.

”Calon pengantin harus sehat, pola makan harus terjaga juga perlunya mengatur jarak kehamilan. Ini penting untuk kesehatan semuanya, khususnya saat hamil,” ucapnya.

Asih menambahkan, bersama kader-kader pendamping lain, pihaknya melakukan koordinasi dan pemantauan terhadap pasangan suami istri, mulai dari sebelum menikah, setelah mereka, sampai memiliki anak.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan