Pengangguran Menyusut, Ekonomi Tumbuh

BANDUNG – Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Barat per Februari 2022 mengalami penurunan sebesar 0,57 persen poin dibandingkan dengan tahun 2021. Dari 8,92 persen atau 2,19 juta menjadi 8,37 persen atau 2,07 juta.

Koordinator Fungsi Statistik Sosial, Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat, Isti Larasati Widiastuty mengatakan, mesti TPT mengalami penurunan, namun kondisi tersebut belum sepenuhnya pulih, jika dibandingkan dengan kondisi tahun 2020 dengan jumlah 7,71 persen atau 1,89 juta pengangguran.

”Pengangguran laki-laki sebesar 9,12 persen, lebih tinggi dibanding perempuan yang sebesar 7,02 persen. Meski begitu, tahun 2022 mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,79 persen poin dan 0,17 persen poin jika dibandingkan 2021,’’ ucap Isti dalam Rilis Berita Resmi BPS Jabar melalui virtual, (9/5).

Isti menjelaskan, jika dilihat menurut daerah tempat tinggal, pengangguran di perkotaan lebih tinggi (hampir dua kali lipat) dibandingkan dengan perdesaan. Dengan jumlah, 9,31 persen perkotaan dan 5,39 persen perdesaan.

”Pengangguran menurut daerah tempat tinggal memiliki pola yang sama dengan TPT Jawa Barat. Turun jika dibandingkan Februari 2021, masing-masing sebesar 0,12 persen poin (perkotaan) dan 1,85 persen poin (perdesaan),’’ jelas Isti.

Ia menyebutkan, berdasarkan pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh angkatan kerja, TPT pada 2022 mempunyai pola yang hampir sama dengan Februari 2021 maupun 2020. Pada tahun ini, penganguran penduduk usia 15 tahun ke atas dari tamatan (SMK) masih merupakan yang paling tinggi dibandingkan tamatan jenjang pendidikan lainnya, yaitu sebesar 11,16 persen.

”Penganguran paling rendah adalah pada jenjang pendidikan SD ke bawah. Yaitu sebesar 5,83 persen. Jika dibandingkan Februari 2021, penurunan terjadi pada kategori pendidikan SMA, SMK, dan Universitas dengan penurunan terbesar pada kategori pendidikan SMK yaitu sebesar 3,71 persen poin,” sebutnya.

Selain tingkat penganguran menurun, ia pun menjabarkan jumlah angkatan kerja yang naik 1,48 persen poin atau 0,32 juta menjadi 24,82 juta orang dibandingkan dengan tahun 2021. Sementara penduduk yang bekerja sebanyak 22,75 juta orang, naik sebanyak 0,44 juta orang dari 2021.

”Lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan persentase terbesar adalah Sektor Pertanian, Kehutanan & Perikanan serta Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (masing-masing sebesar 0,56 persen poin),’’ cetusnya.

”Sementara lapangan pekerjaan yang mengalami penurunan terbesar yaitu Sektor Jasa Lainnya (1,20 persen poin) , dari 1,41 juta orang pada Februari 2021 menjadi 1,16 juta orang di tahun 2022,’’ tambahnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan