Penyebab Suhu Udara di Kota Bandung Terasa Lebih Panas, Ini Kata BMKG

Jabarekspres.com – Pasti masyarakat di Kota Bandung merasakan kalau suhu udara terasa lebih panas dari biasanya. Lantas, apa penyebabnya?

Udara yang sejuk di pagi hari kini sudah terasa lebih panas dan gerah layaknya siang hari

Badan Meteorolgi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberi penjelasan terkait hawa panas di beberapa daerah dan penyebabnya.

Sebagaimana dilansir dari JPNN pada Selasa 10 Mei 2022, berikut ini penjelasan dari BMKG.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung telah melakukan peninjauan terkait suhu maksimum di Kota Bandung berkisar antara 29,6 hingga 31,6 derajat celcius.

Peningkatan suhu di atas normal ini dinilai menjadi sebab panasnya cuaca di Kota Bandung.

Sementara itu, dalam seminggu terakhir cuaca di Kota Bandung terasa lebih panas dari biasanya, baik di siang hari ataupun malam hari.

Menurut Kepala Kantor BMKG Bandung, Teguh Rahayu menjelaskan suhu sekarang ini sudah melebihi suhu maksimum Kota Bandung yang biasanya 28,8 derajat celcius.

Selain itu, kelembapan relatif yang tercatat oleh BMKG Bandung dalam seminggu terakhir berkisar antara 89 persen hingga 91 persen dengan nilai normalnya 88 persen.

“Perpaduan antara suhu tinggi dengan kelembapan relatif yang tinggi menjadi penyebab utama mengapa suhu atau cuaca di wilayah Bandung Raya seminggu terakhir ini terasa panas dan gerah,” ucap Teguh.

Teguh mengungkapkan, posisi gerak semu matahari pada saat ini berada di sekitar Equator, sehingga kondisi pertumbuhan awan di Jawa Barat dan Pulau Jawa pada umumnya berkurang.

Dengan berkurangnya jumlah awan di atmosfer, maka energi matahari yang diterima permukaan bumi akan semakin banyak.

Akibatnya cuaca pada siang hari akan terasa semakim panas dan lembap. Kemudian tingginya suhu permukaan laut (SPL) membuat udara terasa lembap, karena proses evaporasi dan evapotranspirasi masih tinggi.

“Adanya perubahan fase air dari cari menjadi gas menyebabkan tingkat kelembapan udara di atmosfer menjadi tinggi,” ungkapnya.

Teguh memprediksi, kondisi udara yang terasa lebih panas ini akan tetap berlangsung hingga akhir Mei atau akhir musim peralihan.***

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan