Sudah Tahu Asal-Usul Kata Ngabuburit Di Bulan Ramadhan? Ternyata…

Hawe mengatakan, istilah ngabuburit sudah muncul sejak lama, tepatnya sejak kebudayaan Islam memasuki tanah Sunda.

“Seingat saya sudah lama (muncul istilah ngabuburit), saya kira sejak nilai-nilai Islam masuk dalam wilayah budaya Sunda,” ujarnya.

Namun demikian, kegiataan ngabuburit sudah semakin berkembang dan beragam dibandingkan awal kemunculannnya dulu. Zaman dulu, anak-anak melakukan permainan tradisional Jawa Barat seperti bebeledugan atau meriam bambu.

Menurut Hawe, saat ini kegiatan ngabuburit semakin beragam dan kreatif menyesuaikan dengan kebudayaan daerah masing-masing.

“Kegiatan ngabuburit diarahkan kepada kegiatan yang lebih kreatif dan berharga, bukan hanya untuk mengisi waktu, tetapi juga menghayati arti Ramadhan itu sendiri,” katanya.

Meski berasal dari bahasa Sunda, istilah ngabuburit kini sudah di pakai secara umum di beberapa daerah di Indonesia. Menurut Hawe, fenomena tersebut tidak lepas dari peranan media yang menjadi saran menyebarkan istilah ngabuburit.

“Saya kira mungkin karena faktor media, sehingga istilah itu di kenal luas,” tuturnya.

Selain itu, istilah ngabuburit sendiri cukup mudah di ucapkan oleh penutur non bahasa Sunda. Dengan demikian, istilah ngabuburit semakin mudah di terima oleh masyarakat Indonesia. Namun demikian, ada sejumlah daerah yang memiliki istilah berbeda untuk menyebut kegiatan menunggu azan Maghrib pada bulan Ramadhan.

Salah satunya adalah malengah puaso yang berasal dari bahasa Minang, seperti di kutip dari Kompas.com (13/4/2021).

Istilah dalam bahasa Minang tersebut berarti kegiatan untuk mengalihkan rasa haus dan lapas karena berpuasa. Terlepas dari istilah yang di pakai, kegiatan menunggu azan Maghrib saat Ramadhan hendaknya di isi dengan kegiatan yang positif dan bermanfaat seraya memaknai arti bulan suci.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan