Hasil Uji Kualitas Air di 140 Titik, Sungai Citarum Masuk Kategori Cemar Ringan dengan Nilai 5,13 Poin

BANDUNG – Berdasarkan analisasa dan uji sampel di 140 titik Daerah aliran Sungai Citarum, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLHK Jawa Barat) Prima Mayaningtyas menyatakan, bahwa kondisi Sungai Citarum saat ini masuk dalam kategori cemar ringan.

Kondisi cemar ringan sungai citarum ini terlihat dari hasil uji kualitas air dengan perolehan nilai Indeks Kualitas Air (IKA) dengan poin sebesar 5,13.

Prima mengakui, kualitas air Sungai Citarum sering berubah, hal ini karena kondisi pencemaran masih sering terjadi.

Untuk itu, pihaknya meminta pengawasan agar lebih diintensifkan, khususnya keberadaan limbah rumahtangga dan industri.

“Walaupun kemarin sempat drop nilainya. Tetapi kini masih termasuk dalam kategori cemar ringan,“kata dia.

Peroleh poin IKA sebesar 5,13 poin ini menunjukkan kerja keras semua pihak. Khususnya Satgas Citarum.

Prima menilai,  meski dalam kondisi pandemi dan anggaran terkena recofusin, tetapi kondisi kualitas air Sungai Citarum tetap terjaga.

Dia menyebutkan, untuk anggaran Citrum Harum seharusnya dapat alokasi Rp 8 Triliun dari pemerintah pusat. Namun, hany a Rp 1 Trilun saja.

Meski begitu, adanya refocising anggaran ini tidak membuat pelaksanaan program Citarum Harum menjadi kendor. Bahkan pengawasan harus lebih diintensifkan.

Prima memaparkan untuk target program Citarum, pemerintah masih tetap akan mengacu pada 12 program utama.

‘’Fokusnya adalah Limbah domestik dan penanganan masalah sampah, ini capaian target masih sedikit,” imbuhnya.

Untuk mengatasi permasalahan sampah, DLH Jabar bersama Satgas Citarum akan terus memberikan edukasi kepada masyarakat agar sampai yang dihasilkan warga dapat berkurang dengan cara dipilah.

Selain itu pembangunan sarana Tempat Pembuangan Sampah Sementara dan tempat pengelolaan sampah juga akan terus dilakukan.

DLHK Jabar juga sedang mengupayakan perluasan lahan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Sarimukti dan percepatan penyelesaian TPAS Legok Nangka.

‘’Nah jika TPAS Legok Nangka ini dioperasikan, Insya Allah masalah persampahan di wilayah Bandung Raya akan tertangani dengan baik,’’kata Prima. (zar/red).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan