Hasil Survei IPO: Dedi Mulyadi Lebih Disukai daripada Ridwan Kamil

Jabarekspres.com- IPO atau Indonesia Political Opinion memberikan hasil penelitian opini publik terkait isu sosial kemasyarakatan dan yang berhubungan dengan politik 2024 yang dikhususkan meneliti presepsi masyarakat di Jawa Barat.

Politisi dari partai Golkar Dedi Mulyadi ternyata lebih unggul dibanding Ridwan Kamil.

Dedi berhasil memperoleh mendapatkan persepsi kesukaan publik sebesar 92 persen dari total popularitas yang dia dapat.

Sedangkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil hanya mendapatkan angka sebesar 85 persen dari publik yang mengenal atau mengetahuinya.

Namun dalam sisi popularitas Ridwan Kamil memanglah lebih unggul. Ridwan Kamil lebih unggul dengan 94 persen, dan popularitas Dedi Mulyadi sebesar 88 persen.

Dedi Kurnia Syah selaku Direktur eksekutif IPO mengatakan popularitas Ridwan Kamil hampir merata ke seluruh pemilih di Jawa Barat. Hanya saja, popularitas itu menyisakan kelompok yang tidak menyukainya.

“Ini menunjukkan jika dalam popularitas Ridwan Kamil terdapat 15 persen yang tidak menyukainya, secara politik ini menentukan karena bisa saja kelompok ini secara aktif untuk mempropaganda pemilih lain agar tidak menyukai,” terang Dedi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (10/3/2022).

Berbeda, dalam penilaian publik kepada legislator Partai Golkar Dedi Mulyadi, survei diketahui hampir sebagian besar yang mengenal mantan Bupati Purwakarta itu menyukai ketokohannya.

“Dedi Mulyadi berhasil menempatkan citra dirinya sebagai tokoh disukai di pemilih Jawa Barat, tentu banyak faktor, paling menonjol dari aktifitasnya selama ini yang turun langsung ke masyarakat, meskipun dibuat dalam rangka konten media sosial, tetapi itu berhasil meyakinkan publik jika ia memang tokoh yang diharapkan publik,” lanjut Dedi.

Dedi menambahkan jika faktor kesukaan publik lebih banyak dipengaruhi oleh interaksi tokoh politik pada publik, termasuk interaksi yang dilakukan secara tidak langsung.

“Tidak dapat dihindari, hampir semua tokoh yang disukai publik karena faktor interaksi, termasuk menggunakan media sosial atau konsolidasi langsung pada masyarakat. Tanpa melakukan inetraksi publik, akan sulit mendapatkan tingkat kesukaan,” katanya.

Survei ini  dilakukan pada 1-7 Maret 2022, dengan metode wawancara kepada 880 responden yang tersebar proporsional di Jawa Barat.

Survei IPO ini memiliki perhitungan toleransi kesalahan atau margin of error sebanyak 2.90 persen dengan tingkat akurasi data sebanyak 95 persen.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan