Covid-19 di Kota Bandung, Plt Wali Kota: Kami Butuh IDI

BANDUNGKasus penularan Covid-19 di Kota Bandung sampai hari ini belum berkesudahan. Hal itu seiring dengan terus adanya temuan harian yang dilaporkan.

Per tanggal 3 Maret 2022 misalnya, Pusat Informasi Covid-19 Kota Bandung melalui laman resminya merilis sebanyak 211 kasus baru ditemukan di wilayahnya.

Situasi ini pun seolah menjawab meskipun kini program vaksinasi di Kota Bandung telah berjalan akan tetapi potensi penyebaran Covid-19 masih cukup besar.

Displin menjalankan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, dan juga menghindari kerumunan menjadi upaya mencegah penularan Covid-19.

Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Yana Mulyana pun sempat memberikan tanggapannya atas situasi ini. Terlebih, tingginya kasus Covid-19 di Kota Bandung.

“Kami sangat membutuhkan IDI (Ikatan Dokter Indonesia) untuk terus mengimbau masyarakat agar terus menerapkan protokol kesehatan (prokes),” tutur dia.

“Karena protokol kesehatan sangat penting,” ucap Plt Wali Kota Bandung itu menambahkan.

Yana Mulayana menyebut penyebaran Covid-19 kali ini lebih tinggi dibandingkan masa sebelumnya.

Bahkan, tambah dia, lebih tinggi dibandingkan Covid-19 varian delta yang sempat terjadi pertengahan tahun lalu.

“Mungkin dibandingkan dengan varian delta ini sudah dua kali lipat penyebarannya,” ucap Yana Mulyana.

Untuk mengantisipasinya, kata diam Pemkot Bandung terus mengakselerasi vaksinasi. Sesuai data, untuk dosis satu mencapai 112 persen dan dosis kedua sudah 100 persen.

“Proses vaksinasi di Kota Bandung terus dilakukan. Mudah-mudahan itu menjadi ikhtiar kita menyelesaikan pandemi Covid-19 menjadi endemi,” harapnya.

Yana Mulyana juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para tenaga medis atas perjuangan membantu masyarakat dalam penanganan Covid-19 di Kota Bandung.

“Atas nama Pemkot Bandung saya ucapkan terima kasih kepada para tenaga kesehatan selama ini bersama mengendalikan penyebaran Covid-19,” tutur Plt Wali Kota Bandung itu.

Berkaitan dengan penanganan pasien Covid-19, dr Mohammad Rizal Chaidir mengatakan ada layanan kesehatan menggunakan fasilitas komunikasi elektronik untuk mendukungnya.

“Adapun fasilitasnya seperti telepon video call situs internet,” ujarnya.

Menurut dia, layanan Telemedis dapat digolongkan komunikasi atau konsultasi dan supervisi antara staf medis. Juga bisa untuk konsultasi antara dokter dan pasien.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan