JAKARTA – Wasekjen DPP PA 212, Novel Bamukmin menilai kritikan Miftah Maulana Habiburohman alias Gus Miftah lewat kemunculan wayang mirip Ustaz Khalid Basalamah di pementasan wayang kulit di Ponpes Ora Aji sudah masuk ranah pencamaran nama baik serta penistaan agama terhadap ulama.
Bahkan, kata Novel, kritikan pria yang akrap disapa Gus Miftah itu lebih parah dari apa yang disampaikan Ustaz Khalid Basalamah.
“Apa yang dilakukan si Miftah jelas lebih parah dari cuma sekedar komen yang dilakukan Ustadz Khalid Basalamah. Ini diduga masuk delik hukum dengan dugaan kuat penistaan terhadap ulama,” kata Novel saat dihubungi pojoksatu, Selasa (22/2).
Novel juga menyebut, kritikan yang disampaikan Gus Miftah itu kental dengan unsur adu domba sesama umat islam.
“Dampaknya jelas kental diduga unsur adu domba dan kegaduhan dan tindakan itu seperti maling teriak maling bahkan teriaknya lebih kencang,” sindir Novel.
Karena itu, Novel menyayangkan kritikan Miftah yang mengandung unsur penghinaan terhadap harga diri seorang ulama.
Terlebih, Miftah diduga telah melakukan kezoliman yang besar terhadap sosok Ustaz Khalid.
“Dalam hukum islam mengkritik boleh- boleh saja, cuma kalau sampe membuli dan menghina dengan membanting serta menginjak foto, tentu itu perbuatan zolim tempatnya neraka jahanam,” sindir Novel.
Sebelumnya, kemunculan wayang mirip Ustaz Khalid Basalamah di pementasan wayang kulit di Ponpes Ora Aji menuai kontroversi. Menanggapi hal ini, pengelola Ponpes Ora Aji Miftah Maulana Habiburohman atau kerap disapa Gus Miftah pun angkat bicara.
Gus Miftah menuturkan bahwa wayang tersebut memang dipentaskan di pesantrennya pada Jumat 18 Februari 2022 malam. Gus Miftah menuturkan jika terkait konten pementasan merupakan domain dari sang dalang.
Sebagai pemilik tempat, sambung Gus Miftah, dirinya hanya mendapatkan pemberitahuan tentang lakon apa yang akan dipentaskan secara garis besar saja
“Konten atau lakon atau atraksi di dalam pertunjukan wayang itu domain dan wilayahnya dalang itu sendiri. Pertunjukannya seperti apa itu ya urusan dalang bukan urusan saya. Saya tidak bisa intervensi itu,” kata Gus Miftah, Senin (22/2). (pojoksatu-red)