Airlangga Hartarto Lakukan Groundbreaking Pabrik Pengolahan Tembaga dengan Kapasitas 342.000 ton Per Tahun

GRESIK – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melaksanakan kegiatan groundbreaking proyek perluasan PT Smelting di Gresik, Provinsi Jawa Timur, Sabtu (19/02).

Hal ini dilakukan sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam melakukan hilirisasi produk mineral dan batubara (minerba) agar memiliki nilai tambah.

‘’Ini juga menjadi sumber penerimaan negara serta untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri serta ekspor, termasuk menghasilkan bahan baku energi bersih,’’ujar Menko Airlangga Hartartarto dalam keterangannya, Sabtu, (19/2).

Dia menilai, keberadaan proyek ekspansi PT Smelting merupakan pengembangan untuk melakukan hilirisasi produk minerba.

Industri ini diharapkan  berkontribusi untuk pertumbuhan ekonomi nasional maupun secara spasial di wilayah Provinsi Jawa Timur.

Airlangga Hartarto menyebutkan, saat ini Indonesia memiliki cadangan bijih tembaga sebesar 3,1 miliar ton dengan tingkat produksi sebanyak 100 juta ton per tahun.

‘’Cadangan bijih tembaga tersebut diperkirakan akan habis dalam 30 tahun apabila tidak ada tambahan cadangan baru,’’kata Airlangga Hartarto.

Untuk itu, upaya peningkatan nilai tambah bijih tembaga sangat diperlukan, baik dengan pembangunan pabrik baru atau ekspansi pabrik untuk ekstraksi tembaga.

“Dengan ekspansi di pabrik refinery mineral pertama di Indonesia ini, ada 3,3 juta ton konsentrat yang nantinya akan di olah, sehingga Gresik menjadi sentra dari hilirisasi tembaga.

Ke depannya dengan renewable energi, electric vehicle dan solar panel seluruhnya membutuhkan tembaga.

Oleh karena itu, hilirisasi produk turunannya perlu untuk terus didorong, terutama untuk kebutuhan memproduksi produk elektronik.

Dengan ekspansi ini, kapasitas pengolahan konsentrat PT Smelting direncanakan akan mengalami peningkatan menjadi sebanyak 1,3 juta ton dan kapasitas produksi katoda tembaga juga meningkat menjadi 342.000 ton pertahun.

Proyek ekspansi PT Smelting yang keempat sejak tahun 1999 ini, juga akan menambah pabrik asam sulfat baru, menaikkan kapasitas beberapa peralatan di smelter, serta menambah jumlah sel elektrolisa di refinery.

Peningkatan kapasitas dalam ekspansi tersebut membutuhkan Capex sebesar USD 231 juta dan direncanakan akan selesai pada September 2023.

Ekspansi PT Smelting tidak hanya memenuhi kebutuhan produk di dalam negeri seperti katoda tembaga untuk industri kawat/kabel (wire), batangan tembaga (rod bar), industri kimia, serta produk samping berupa asam sulfat untuk bahan baku pabrik pupuk serta copper slag dan gipsum sebagai bahan baku semen, namun PT Smelting juga mengekspor katoda tembaga dan tembaga telurida.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan