Mengharukan, Baju Zirah Pejuang Indonesia Tampil di Pameran Museum Belanda

Jabarekspres.com – Baju zirah pejuang Indonesia terpampang di salah satu museum besar di Belanda, Rijksmuseum. Hal tersebut dilakukan dengan maksud mengingat kembali perjuangan bangsa Indonesia selama penjajahan Belanda.

Peninggalan itu milik pejuang Indonesia bernama Tjokorda Rai Pudak, salah satu pejuang kemerdekaan, yang gugur di Bali ketika melawan penjajahan Belanda pada tahun 1946.

Baju Zirah yang hadir dalam pameran itu, selain dimaksudkan untuk mengenang, juga menegaskan kembali sikap Belanda mengenai penjajahan Belanda terhadap Indonesia di masa lalu.

Pertunjukan besar ini kali pertama diadakan oleh Eropa untuk mengingat perjuangan bangsa Indonesia demi meraih kemerdekaan dari penjajahan selama tiga abad yang dilakukan Belanda. Yang berbeda dari pameran tahun sekarang, Belanda secara langsung memilih ‘perspektif internasional’.

”Pada 17 Agustus 1945, Indonesia mendeklarasikan kemerdekaannya, setelah lebih dari tiga abad pemerintahan kolonial dan tiga hari setelah menyerahnya pendudukan Jepang,’ kata Taco Dibbits, direktur umum Rijksmuseum, dilansir DutchNews.nl, Senin (14/02/2022)

Pameran besar tersebut hendak terus mengingat tentang perlawanan tak kenal menyerah bangsa Indonesia terhadap kolonialisme Belanda.

Rijksmuseum ingin kembali menceritakan tentang hilangnya puluhan ribu nyawa saat Indonesia berusaha merebut kemerdekaan dari penjajahan Belanda. Tidak hanya setelah Belanda dipukul mundur oleh Jepang, namun juga setelah menyerahnya kolonialisme Jepang di Indonesia.

“Selama dua dekade berikutnya, banyak negara akan mengikuti contoh mereka. Dengan demikian Indonesia memainkan peran penting dalam sejarah abad ke- 20.” tambah Dibbits.

Dalam salah satu ruangan juga terdapati lukisan Mohammad Toha, beberapa lukisan yang menampilkan potret-potret “korban kekejaman tentara Belanda”.

Ada juga koleksi film dan foto-foto karya fotografer, Henri Cartier-Bresson salah satunya. Film-film maupun foto-foto itu menampilkan momen-momen terakhir revolusi dan perjuangan Indonesia.

Pameran itu memang ditujukan khusus bagi Indonesia. Namun, pameran tersebut juga merupakan semacam pengingat tentang dampak mengerikan dari suatu penjajahan terhadap tanah jajahannya.

Meminjam perkata Bung Karno, pameran besar itu dimaksudkan sebagai “Jasmerah”, jangan sekali-kali melupakan sejarah. Untuk itu, merawat ingatan atas masa lalu itu penting. Alasannya agar hal itu tidak akan terjadi lagi di masa depan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan