JABARESKPRES – Tempat produksi tahu Tauhid yang berlokasi di kawasan wisata Lembang, Kabupaten Bandung Barat di duga belum memiiki Instalasi Pengelolaan Limbah ( IPAL ) yang sesuai aturan.
Tempat produksi oleh-oleh asal lembang tersebut pernah di sidak oleh Satgas Citarum dengan dikenakan sanksi dengan dicor.
Namun, setelah itu produksi Tahu Tauhid masih bisa produksi dan diduga masih melakukan pembuang limbah berwarna putih ke aliran sungai.
Ketika dikonfirmasi terkait masalah ini, Tono yang mengaku sebagai penanggung jawab Tahu Tuahid mengatakan, limbah yang dibuang sudah sesuai dengan standar baku mutu.
“Kita menilai telah menjalankan semua SOP dan Satgas Citarum Harum, Dinas Lingkungan Hidup menilai limbah kita sudah baik dan sesuai baku mutu,’’ ujarnya membantah.
Menurutnya, sejauh ini belum ada keluhan dari warga terkait masalah pembuangan limbah ini. Namun jika ada keluhan atau kritikan pihaknya siap duduk bersama.
Meski begitu ketika diminta untuk bisa meihat tempat pengelolaan imbbah yang dikelola, Tono tidak memberi izin dengan alasan IPAL nya sedang dalam perbaikan.
Tono mengaku, sudah dua kali menunjuk vendor IPAL. Bahkan yang pertama gagal. Dan saat ini sedang progres dengan menunjuk vendor kedua.
Meski begitu, Tono enggan memberikan keterangan lebih lanjut dan akan memberikan keterangan selanjunya pada Jumat.
‘’Besok setelah sholat Jum’at (3/05) saya undang bapak-bapak, Satgas Citarum Harum untuk dapat hadir membicarakan masalah ini,’’ ujarnya.
Setelah itu, ketika awak media kembali hadir pada Jumat, Tono tidak ada ditempat dan hanya ditemui oleh staf Pabrik Tahu Tauhid dan Bhabinkamtibmas dari Polsek Lembang.
Menurut Agus, Tahu Tauhid sudah berproduksi selama 10 tahun. Selama perjalanannya pernah diberikan sanksi karena vendor yang dulu mengelola IPAL dianggap tidak sesuai harapan.
‘’Nah sekarang merupakan vendor kedua sudah dikelola sebelum Idul Fitri lalu,’’ ujarnya.
Sementara itu, Selamet yang merupakan petugas pengelolaan IPAL mengakui, limbah Tahu Tauhid belum maksimal.
Hal ini terjdi karena waktu itu sedang pulang kampung. Dan tidak ada yang mengawasi.
‘’Saat ini limbah memiliki 4 bak penampungan yang selalu dibersihkan secara rutin,’’ tutup Selamet. (yan).