JABAR EKSPRES – Sebuah studi baru-baru ini telah menggali data tentang jumlah pengunjung per kilometer persegi dan populasi penduduk di sejumlah kota di seluruh dunia. Dari hasil penelitian tersebut, muncul daftar 10 kota terpadat di dunia menurut proporsi pengunjung atau turis dan penduduk lokalnya. Dilakukan oleh Deluxe Holiday Homes, penelitian ini tidak hanya memberikan informasi tentang kota-kota paling padat, tetapi juga memberikan rekomendasi bagi para pelancong untuk menghindari keramaian.
Ketika impianmu untuk mengunjungi kota tertentu akhirnya terwujud, kadang kenyataannya bisa sedikit mengganggu. Atraksi- atraksi yang seharusnya menakjubkan bisa membuatmu merasa seperti terjepit di dalam kerumunan seperti ikan dalam kaleng sarden.
Namun, jangan salahkan siapa pun atas minat mereka dalam melihat tempat-tempat terkenal di dunia seperti kamu. Untuk menghindari kerumunan, ada banyak pilihan destinasi wisata yang lebih tenang dan kurang ramai dikunjungi.
Meneliti destinasi mana yang memiliki proporsi pengunjung per kilometer persegi tertinggi dibandingkan dengan populasinya, Deluxe Holiday Homes menemukan bahwa Paris, Perancis, adalah kota terpadat di dunia saat ini.
Paris memiliki 351.429 pengunjung per kilometer persegi dengan rasio pengunjung terhadap populasi sebesar 1.708 persen, menjadikannya destinasi yang paling ramai dikunjungi oleh para pelancong.
Di tempat kedua, ada Bern, kota di Swiss. Meskipun hanya memiliki 85.045 pengunjung per kilometer persegi, namun rasio pengunjung terhadap jumlah penduduknya mencapai 3.279 persen, yang merupakan angka tertinggi dalam daftar.
Tidak jauh dari Bern, ada Amsterdam, Belanda, yang tergeser ke posisi keenam dalam daftar ini. Kota yang dikenal dengan kanal-kanalnya ini memiliki jumlah pengunjung per kilometer persegi sebesar 53.173.
Di urutan ketiga, kita menemukan Chicago di Amerika Serikat, diikuti oleh New York yang juga berada di Negeri Paman Sam dan menempati peringkat keempat. Kemudian, di urutan kelima, terdapat Stockholm, Swedia, yang menyajikan keindahan arsitektur klasiknya.
Menariknya, dalam daftar ini tidak ada satu pun kota dari benua Asia, termasuk Jakarta. Hal ini mungkin menunjukkan bahwa destinasi wisata di Asia cenderung memiliki lebih banyak ruang dan kurang padat dibandingkan dengan kota-kota di Eropa atau Amerika.
