Legenda Sanghyang Tikoro dari Ritual Semedi Sampai Kisah Sangkuriang

Selain Stone Garden dengan obyek wisata karst, di Kabupaten Bandung Barat ternyata memiliki tempat wisata unik, namanya Sanghyang Tikoro yang berada di Kecamatan Saguling.

Belum banyak orang yang mengunjungi wilayah ini. Hal ini karena lokasi goa ini agak tersembunyi sehingga lumayan sulit dijangkau konon tempat ini jarang dikunjungi karena dikenal angker.

Salah seorang warga Saguling Atep Risto mengatakan, setiap malam Kamis Kliwon atau Selasa Kliwon sering ada yang bersemedi di pinggir Sanghyang Tikoro.

Panjang goa ini masih belum ada yang mengetahui secara pasti. Tetapi, menurut penelitian yang sudah ada, panjangnya sekitar 800 meter.

Alasan kenapa disebut Sanghyang Tikoro, konon katanya, jika memasukan sebuah lidi ke dalam sungai tersebut akan terdengar suara tenggorokan dari sungai tersebut.

Tikoro sendiri adalah kata yang berasal dari bahasa sunda, yang artinya tenggorokan.

”Akan tetapi, jika dilihat dari kacamata ilmiah, Sanghyang Tikoro ini hasil dari letusan Gunung Sunda,” ucap Atep.

Atep juga menambahkan sisa dari letusan tersebut adalah lubang-lubang lekukan yang dalam dengan mutahan lahar yang panas.

Karena terlalu banyak mengeluarkan lahar panas, menyebabkan sungai di daerah Batujajar, Cililin dan Padalarang tertimbun dan berubah menjadi lahar dingin.

Lama kelamaan menggunung dan membentuk sebuah telaga. Telaga ini disebut dengan Talaga Bandung.

Luas dari Talaga Bandung ini mencapai 6 kilometer dan lebarnya mencapai 15 kilometer.

Padalarang sampai Cililin tanahnya mengandung kapur, akan tetapi seiring berjalannya waktu tanahnya mulai terkikis dan membentuk lubang aliran. Lubang ini dikenal dengan Sanghyang Tikoro.

”Bukan hanya itu, tempat ini juga erat hubungannya dengan Sangkuriang,” ucap Atep.

Atep menambahkan konon ketika Sangkuriang berada di puncak kemarahannya bendungan yang berada di Sanghyang Tikoro dijebolnya.

Batuan yang ada adalah batuan gampit atau batu karang. Batuan ini memiliki banyak rekahan yang membuat air mudah masuk.

Batuan jenis ini merupakan hasil dari pusat kegiatan organik dan kehidupan laut. Baik hewan maupun tumbuhan.

”Menurut penelitian, sungai bawah tanah adalah hasil pelarutan sehingga dipercaya sehingga dipercaya sebagai bobolnya Danau Bandung Purba,” ucapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan