Pemerintah Wujudkan Hiirisasi Industri dengan Lakukan Ekspor Smelter Grade Alumunia

JAKARTA – Pemerintah Indonesia berhasil melakukan hilirisasi Industri dengan mengekspor Smelter Grade Alumunia ke negara Tiongkok.

Ekspor yang dilakukan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang kepulauan Riau ini, merupakan pertama dilakukan pada 2022 dengan nilai Rp104 Miliar dan volume 21.001 ton.

Sejak dioperasikan pada 2018 Galangan Batang telah melakukan ekspor Smelter Grade Alumina (SGA) pada 2 Juli 2021.

‘’Jumlah ekspor pada tahun 2021 sebanyak 530 ribu ton senilai Rp2,6 Triliun,’’kata Presiden Joko Widodo dalam sambutannya, Selasa, (24/1).

Menurutnya, Industri utama dalam KEK Galang Batang adalah smelter untuk pengolahan bauksit yang dilakukan oleh PT Bintan Alumina Indonesia (BAI).

KEK Galang Batang merupakan sentra choke point Selat Malaka, berdekatan dengan Batam Free Trade Zone dan Selat Philip.

Sementara itu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan, lokasi KEK Galang Batang memiliki akses langsung ke Selat Malaka.

Lokasi strategis ini memberikan keuntungan untuk akses perdagangan dan memberikan dampak positif terhadap peningkatan ekspor.

Sejauh ini PT Bintan Alumina Indonesia (BAI) telah melaku hilirisasi bauksit, industri ringan, dan logistik modern yang ramah lingkungan.

telah sejalan dengan program hilirisasi industri.

PT BAI mengekspor produk Smelter Grade Alumina (SGA) merupakan pengolahan dan ke depanya akan dikembangkan menjadi aluminium ingot.

PT BAI sendiri dapat memproduksi Smelter Grade Alumina sebesar 1 juta ton per tahun dan akan dikembangkan pada tahun ini mencapai produksi sebanyak 2 juta ton.

Sementara untuk produksi aluminium ingot direncanakan pada 2025 dengan produksi sebanyak 400 ribu ton per tahun.

Alumunium Igot dibutuhkan untuk berbagai jenis produk, seperti pelat, billet, scrap, dan bentuk profil yang akan diperlukan proses industri seperti pesawat terbang, kapal, otomotif, dan konstruksi.

Hilirisasi industri agar dapat menciptakan nilai tambah yang jauh lebih besar dan berkontribusi positif pada perekonomian nasional.

Untuk peningkatan nilai tambah, setiap 6 ton bauksit yang diolah akan menghasilkan 2 ton Smelter Grade Alumina dan setiap 2 ton SGA akan menghasilkan 1 ton aluminium ingot.

‘’Jadi setiap ton aluminium ingot membutuhkan 6 ton bauksit,’’ cetus Menko Airlangga.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan