WHO: Omicron Bisa Bereplikasi dan Bermutasi membentuk Varian Baru

JABAREKSPRES.COM – Pejabat senior WHO Dr Bruce Aylward mengingatkan masyarakat dunia bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir. Omicron yang bergejala ringan atau bahkan tanpa gejala membuat orang lengah dan menganggap pandemi akan berakhir.

Padahal, penularan Omicron yang begitu tinggi memberi kesempatan pada virus untuk bereplikasi dan bermutasi sehingga memperbesar risiko adanya varian baru yang bakal muncul.

”Kami mendengar banyak orang menyatakan bahwa Omicron adalah varian terakhir dan setelahnya (pandemi) berakhir. Itu tidak akan terjadi karena virus ini beredar pada tingkat yang sangat intens di seluruh dunia,” terang Maria Van Kerkhove, pemimpin teknis Covid-19 WHO, menegaskan pernyataan Aylward.

Dalam sepekan ada 19 juta penularan baru dipicu Omicron. Hal ini berarti ada kenaikan 20 persen dari pekan sebelumnya.

Data riil di lapangan mungkin bisa jauh lebih banyak karena banyak kasus yang tidak dilaporkan.

Pernyataan Van Kerkhove tersebut mungkin menanggapi penelitian para ilmuwan di Afrika.

Mereka menyatakan bahwa kelompok yang tertular Omicron akan membangun kekebalan terhadap varian Delta.

Dengan adanya Omicron yang bergejala ringan dan kekebalan pada varian Delta yang ganas, mereka menyimpulkan pandemi mungkin segera berakhir.

WHO meminta tiap negara kembali menegakkan aturan jaga jarak dan pemakaian masker. Harapannya, itu bisa membuat penularan virus terkontrol dan mengurangi beban rumah sakit.

Jika tidak, krisis selanjutnya akan terjadi. Pemerintah juga didorong untuk berinvestasi ke sistem pelacakan virus dan mutasinya.

”Jangan abaikan ilmu pengetahuan,” tegas Van Kerkhove.

Di lain pihak, para pencinta binatang dan kelompok anti kekejaman pada hewan membuat petisi online kepada pemerintah Hongkong.

Itu terkait rencana pemerintah untuk memusnahkan sekitar 2 ribu hamster asal Belanda, kelinci, dan chinchilla.

Hewan-hewan tersebut ditengarai terkait dengan klaster penularan Covid-19 di Little Boss, sebuah toko hewan peliharaan di Causeway Bay. Pemusnahan itu diharapkan bisa memutuskan rantai penularan.

”Perasaan saya campur aduk. Saya tidak bisa mengatakan pemusnahan adalah pilihan terbaik untuk hewan kecil ini,” ujar Ashley Lee, salah seorang penduduk yang suka memelihara hamster. Petisi online yang menolak kebijakan pemerintah itu kini sudah ditandatangani ribuan orang.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan