Dinamika Politik Indonesia: Dari Nasi Goreng ke Sayur Lodeh

Penulis Oleh: Ade Priangani

Dinamika Politik, Menurut Dwiyanto (2002) dapat diartikan sebagai gambaran seberapa jauh proses politik yang berlangsung mampu mencerminkan nilai-nilai demokrasi dan akuntabilitas.

Dinamika politik memberi pandangan bahwa seni dan budaya lokal merupakan medium untuk mengekspresikan aspirasi dan kepentingan politik yang sangat penting bagi komunitas lokal.

Sensitifitas terhadap informalitas masyarakat merupakan cara dalam memahami dinamika politik.

Hal yang mempengaruhi dan sering muncul dalam dinamika politik adalah Money politics (politik uang) yang semakin ternormalisasi sebagai tatanan baku dalam dinamika politik.

Sedangkan dinamika politik di Indonesia dewasa ini sudah mulai menghangat menjelang pergantian kepemimpinan nasional dalam tahun 2024.

Banyak muncul calon-calon yang merasa pantas dan sanggup untuk menjadi Presiden, seperti Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, dan lain-lain.

Juga muncul fenomena partai politik yang mulai menggeliat mencari partner untuk bersaing dalam kontestasi Pemilu yang akan datang.

Memang beberapa tahun terakhir, dinamika politik Indonesia sulit ditebak. Seperti sulit ditebaknya supir angkot, kapan mau berhenti, kapan mau ngetem dan sebagainya.

Atau juga seperti ibu-ibu yang membawa sepeda motor, yang kadang zigzag, kadang pula lampu kekiri, namun belok ke kanan. Itulah suasana politik Indonesia.

Sama seperti sulit dimengertinya suasana Pasca Pemilu tahun 2019. Dalam 2 (dua) periode kepresidenan Indonesia (2014 dan 2019).

masyarakat Indonesia seakan terbelah jadi du kubu, disatu sisi mereka berada di belakang Jokowi, dan disisi lain, mereka berada di barisan Prabowo.

Saling ejek, saling sikut, perang opini, bahkan kadang perang phisik pun terjadi. Dalam dua kali berhadap-hadapan, Jokowi menang, pendukung Prabowo kecewa.

Pendukubg Prabowo berharap Prabowo dapat memimpin kubu oposisi sebagai stabilisator dan kontrol terhadap pemerintah.

Namun masyarakat Indonesia tiba-tiba dikejutkan dengan merapatnya Prabowo ke kubu pemerintahan Jokowi, dan menjadi pembantu presiden untuk mengurusi pertahanan keamanan. Kemudian pasangannyapun, Sandiaga Uno turut menjadi menteri dalam resafle yang dilakukan oleh presiden.

Konon dari kabar yang beredar, merapatnya Prabowo ke pemerintahan Jokowi, diawali dengan silaturahimnya Prabowo ke kediaman Ketua Umum PDIP, Mbak Megawati di jalan Teuku Umar.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan