“Mental First Aid Kit” Metode Belajar Anak-Anak dalam Proses Peralihan

JAKARTA – Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama pandemi saat ini berdampak pada aspek psikososial murid. Mulai dari perasaan bosan, khawatir, burn out sampai learning loss. Dalam mendampingi anak-anak dalam proses peralihan metode belajar, orang tua dan guru bisa melakukan “Mental First Aid Kit”, yakni Look, Listen dan Link.

“Ketiga tahapan tersebut menjadi tanggung jawab sekolah (guru), orangtua dan siswa yang merupakan sistem (The Teaching Triangle). Setelah melakukan pengamatan pada murid, maka selanjutnya adalah 10 langkah pertolongan Mental First Aid,” kata Psikolog dan Dosen Fakultas Psikologi Universitas Katolik Atma Jaya, Reneta Kristiani dalam webinar persembahan Satkaara Berbagi berkolaborasi dengan Rumah Guru BK.

10 langkah pertolongan Mental First Aid meliputi : Bersiap-siaplah, Perhatikan, Mendengar dan menyimak, Bertanya, Memberikan respons yang empatik, Belajar, Hadir, Tunjukkan kepedulian dan kasih yang tanpa syarat, Rujuk untuk mendapatkan bantuan profesional serta Menjaga kesehatan mental diri sendiri.

“Kerjasama antara The Teaching Triangle diperlukan dalam menerapkan Mental First Aid Kit yang nantinya akan menghasilkan perubahan baik First Order Change maupun Second Order Change demi KBM dengan kesehatan mental murid yang tetap terjaga,” ujarnya.

Perubahan kecil namun dilakukan terus menerus dan konsisten disebut First Order Change.

Dalam KBM biasanya diwujudkan dengan Kelas lebih kecil, Jam belajar berkurang/bertambah, pendampingan dari guru dan orangtua saat KBM berlangsung.

Adapun Second Order Change adalah perubahan mendasar yang bersifat transformasional. Misalnya dengan menerapkan strategi belajar baru, filosofi dan metode pengajaran baru serta perubahan relasi.

“Para guru dan orangtua jangan hanya berfokus pada apa yang dihasilkan murid. Yang lebih penting adalah proses dan perubahan nilai lebih dalam lagi. Bagaimana menjalin relasi dengan baik antara murid dengan guru. Bagaimana guru dan orangtua memastikan anak dapat belajar dengan baik,” kata dia melanjutkan.

Dari sisi tenaga pendidik, Guru BK SMPN 18 yang juga anggota KGSB, Siti Aisyah, M.Pd., Kons mengatakan selama pandemi murid mengalami berbagai permasalahan dalam KBM.

Masalah yang dihadapi mulai dari tingkat pemahaman yang kurang karena kendala PJJ, tugas yang menumpuk sehingga bingung dalam memprioritaskan, terlalu acuh pada KBM, beban pikiran hingga kecemasan dan ketakutan yang membuat mereka enggan sekolah.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan