Harga Tomat Anjlok, Bupati Cianjur Minta Dinas Terkait Cari Solusi

CIANJUR – Bupati Cianjur, Jawa Barat, Herman Suherman, meminta Dinas Pertanian, Perkebunan, Pangan Dan Hortikultura Cianjur, segera mencari solusi dari permasalahan petani tomat di Kampung Citawon, Desa Girimukti, Kecamatan Campaka, yang membuang hasil panennya karena harga tomat sangat murah.

“Dinas pertanian dan dinas perdagangan harus segera mencari solusi untuk menyelamatkan petani tomat, bila perlu untuk menstabilkan harga tomat dari petani dibeli ASN atau Pemda Cianjur,” katanya di Cianjur Minggu (12/12).

Pihaknya juga meminta perhatian Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Cianjur Sugih Mukti, untuk segera mencari solusi terkait aksi petani tomat yang membuang hasil panennya beberapa waktu lalu karena harga tomat terjun bebas, sehingga mereka memilih tidak menjual hasil panennya.

Komisaris Utama BUMD PT Cianjur Sugih Mukti, Fajar Arif Budiman, mengatakan sedang berusaha semaksimal mungkin untuk membantu petani melakukan stabilisasi harga terutama pada komoditas pertanian pangan, termasuk memantau harga kebutuhan pokok dan sayur mayur yang menjadi komoditi andalan.

“Meski baru berdiri, namun kami sedang menyiapkan infrastruktur tata niaga agar dapat mengantisipasi anjloknya harga yang sudah masuk panen raya, namun harganya tiba-tiba menurun tajam, sehingga petani merugi,” ujarnya.

Pihaknya akan fokus melakukan upaya yang bersifat preventif, sebagai upaya mencegah terjadinya penurunan harga yang ekstrem akibat stok melimpah.”Kita akan upayakan pengontrolan harga setiap masuknya msui panen, termasuk ketika stok tomat melimpah.

Sebelumnya, puluhan ton tomat hasil panen petani di Kampung Citawon, Desa Girimukti, Kecamatan Campaka, terpaksa dibuang karena harga di pasaran menurun tajam dari Rp6.000 per kilogram turun menjadi Rp1.500 per kilogram.

Seorang petani tomat Uu (60), mengatakan sebelum panen raya, harga mencapai Rp6.000 per kilogram, namun saat ini harganya anjlok hanya diterima Rp1.500 per kilogram. Petani yang berharap mendapat keuntungan, memilih membuang hasil panen ketimbang menjual ke pasar.

“Biaya sampai panen, tidak akan tertutupi, merugi, ratusan petani tomat di wilayah kami memilih buang tomat ketimbang menjualnya. Kami berharap ada peran serta pemerintah dalam menstabilkan harga di pasaran,” katanya. (Antara)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan