Diyakini Tak Mempan Senjata Tajam, Darwin Sitepu Akhirnya Dibakar Hidup-Hidup

MEDAN – Pengakuan mencengangkan dari 8 orang tersangka pembakaran dan penganiayaan terhadap Darwin Sitepu, yang mengatakan bahwa korban tidak mempan dilukai dengan senjata tajam, menjadi alasan kenapa para tersangka memilih membunuhnya dengan cara membakarnya hidup-hidup.

Kapolres Binjai AKBP Ferio Sano Ginting, menjelaskan Tersangka memilih untuk membakar korban karena mendengar bahwa korban memiliki kekuatan gaib yang tidak mempan dengan senjata tajam.

Sementara ide untuk membakar tersebut muncul dari salah seorang tersangka berinisial IS. Dari pengakuannya, dia sudah pernah saling bacok denga korban, tetapi korban tidak mengalami luka apapun.

Dari situlah para tersangka akhirnya memutuskan membakar korban untuk menghabisi nyawanya.

“Jadi mereka mendengar ada isu bahwa si korban memiliki kekuatan gaib, kekuatan tidak mempan dengan senjata tajam sehingga mereka memutuskan untuk melakukan pembakaran,” Ujar Ferio, Kamis (9/12).

Pembunuhan sadis tersebut sudah direncanakan oleh kedelapan orang tersangka, terbukti dengan adanya minyak bensin dan senapan angin untuk menghabisi nyawa korban.

Adapun delapan tersangka, yakni FS, IS, LS, ABS, PS, SS, M, dan EDS. Mereka masih memiliki hubungan keluarga dari kakek dan neneknya.

Kejadian ini berawal pada Kamis (2/12) sekitar pukul 07.10 WIB, saat itu para tersangka mendatangi gubuk di lahan yang dijaga oleh Darwin Sitepu di Dusun Huta Jering, Desa Belintang, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat. Pada saat itu, korban sedang makan bersama rekan-rekannya.

Kemudian tersangka PS menyuruh korban bersama rekan-rekannya untuk meninggalkan gubuk tersebut. Namun, permintaan tersangka ditolak oleh Darwin.

“Dia menolak dengan alasan sudah dipekerjakan untuk menjaga lahan tersebut,” kata AKBP Ferio.

Karena korban bersikukuh untuk tidak meninggalkan gubuk tersebut, tersangka IS kemudian memukul bagian pundak korban dengan popor senapan angin.

Lalu dari arah belakang tersangka LS menyiram tubuh korban dengan minyak bensin yang sudah dibawa oleh para tersangka.

Kemudian tersangka SS menghidupkan obor dengan mancis dan langsung membakar tubuh korban.

“Rekan-rekan korban yang melihat korban telah dilalap api langsung pergi meninggalkan gubuk tersebut,” ujarnya.

Tak hanya sampai di situ, setelah membakar korban, salah seorang tersangka berinisial ABS kemudian menembak dada sebelah kiri korban dengan menggunakan senapan angin yang sudah dirampasnya dari tersangka SS.

Tinggalkan Balasan