Pemkot Cimahi Butuh Rp 30 Miliar untuk Bangun SPAM Baru

CIMAHI – Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi membutuhkan anggaran sekitar 30 miliar untuk membangun Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM) di wilayah Pasirkaliki, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi. Untuk pembangunan, rencananya akan diajukan ke pemerintah pusat.

Seperti diketahui, Pemkot Cimahi sudah membebaskan lahan di Pasirkaliki sekitar 9.940 meter persegi. Anggaran yang sudah diserap mencapai sekitar Rp 32 miliar untuk pembebasan lahan yang dilakukan tahun 2019 dan 2020.

Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP) Kota Cimahi, M Nur Kuswandana mengatakan, pembangunan SPAM tersebut saat ini masih dalam proses pembuatan desain yang nantinya akan diserahkan ke pemerintah pusat.

“Masih dalam proses desain. Mudah-mudahan kami bisa mengusulkan ke kementerian setelah desain selesai,” kata Nur kepada Jabar Ekpres pada Selasa (5/10).

Untuk sumber air bakunya, SPAM tersebut akan memanfaatkan keberadaan kolam retensi atau embung yang juga akan dibangun di lahan tersebut. Desain pembangunan yang sudah rampung oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).

Berdasarkan perencanaan, kebutuhan untuk pembangunan kolam retensi tersebut mencapai Rp 20 miliar. Rencananya, kebutuhan anggaran untuk pembangunan akan diajukan ke pemerintah pusat atau Pemprov Jabar.

“Desain untuk penahan airnya (kolam retensi) sudah jadi oleh BBWS Citarum tinggal pembangunan,” sebut Nur.

Dengan anggaran yang cukup besar untuk pembangunan kolam retensi dan SPAM itu, lanjut Nur, rasanya cukup sulit jika harus mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Cimahi.

“Karena lumayan juga kalau mengandalkan APBD kota bisa tapi kan lumayan. Kalau bisa dengan bantuan dari APBN (pusat) atau provinsi itu mungkin lebih baik,” ujarnya.

Khusus embung, selain untuk mengirim SPAM, juga akan berfungsi meminimalisir banjir di wilayah hilir. Termasuk Melong yang menjadi prioritas untuk dituntaskan. Nantinya air yang mengalir ke hilir tak terlalu besar debitnya sebab tertahan di embung tersebut.

“Jadi kolam retensinya itu untuk penahan banjir kedua kita ingin memanfaatkan airnya untuk air minum,” pungkas Nur. (fey)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan