Dampak Pandemi, Salah Satu Pelaku UMKM Kehabisan Modal

SOREANG – Dampak pandemi Covid 19 membuat usaha daur ulang yang dilakoni wanita paruh baya Etis Surtisah 62, kehilangan pasar hingga kekurangan modal. Etis tengah menjalani usahanya sejak 7 tahun silam, dengan membuat daur ulang limbah menjadi berbagai macam produk Kraft.

Etis mengatakan, pandemi Covid 19 memberikan dampak yang luar biasa. Selain mengalami kekurangan modal, Etis juga mengaku kesulitan dalam memasarkan produknya.

Akhirnya, Etis terpaksa memberhentikan tiga orang karyawannya karena tidak sanggup membayar gaji. Bahkan sekarang produknya dikembalikan oleh Dewan Kerajinan Jabar dengan alasan sedang dilakukan proses renovasi.

“Barang yang saya buat sekarang tidak laku, karena terbentur pemasarannya. Jadinya numpuk di gudang, bahkan saya ada rencana buat kursi dari botol tapi terbentur modal,” ungkap Etis saat di wawancara, Minggu (26/9).

Sebelum pandemi Covid 19, Etis biasanya mendapatkan pesanan dari Jakarta dan pesanan membuat souvenir untuk acara pernikahan. Katanya, dalam kondisi normal omset per bulan bisa mencapai Rp2 juta sampai Rp5 juta. Namun saat ini, Etis hanya bisa menjual satu hingga dua buah gantungan kunci.

“Dengan adanya pandemi Covid 19 ini, saya belum pernah dapat bantuan dari pemerintah,” jelasnya.

Kata Etis, meski saat ini hidup sendiri dan sedang pandemi Covid 19 namun hidup harus terus berjalan. Sehingga, karena saat ini bisnis daur ulangnya sedang terkendala maka Etis juga membuat peyek dan konektor masker.

“Saya bikin strap masker itu dari benang dan saya jualan peyek untuk bertahan hidup yang dijual lewat online,” kata Etis.

Etis pun mengaku, sebelum Pandemi, dirinya sudah menjalankan bisnis membuat baby set dan pakaian boneka dengan cara merajut benang, namun Etis terus berinovasi untuk membuat produk daur ulang lainnya, dengan berbagai macam bahan, seperti kantong plastik, bungkus makanan ringan dan koran.

“Tadinya dari benang, akhirnya lari ke kresek untuk dirajut, setelah itu saya juga bikin dari bungkus kopi, koran, sedotan. Bahkan, saya mendapatkan bahan-bahannya dari tetangga dan teman-teman, ya ketimbang di bakar dan dibuang ke tempat sampah, maka mereka memberikan ke saya,” jelasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan