Menkeu Sebut Anggaran Pendidikan di Indonesia Meningkat, Capai Rp500 Triliun

 

JAKARTA– Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan alokasi dana pendidikan meningkat dalam beberapa tahun terakhir dan telah mencapai Rp500 triliun.

“Alokasi tersebut sesuai dengan amanat konstitusi yang sudah diamandemen, yakni 20 persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN),” kata Sri Mulyani dalam diskusi daring di Jakarta, Rabu, (4/8).

Meski begitu, ia menjelaskan bahwa seluruh anggaran tersebut tidak berada di satu kementerian, tetapi terbagi ke beberapa kementerian/lembaga. Seperti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, dan lembaga penelitian. Sebagian besar didelegasikan ke daerah dalam bentuk biaya operasi sekolah dan gaji guru.

Besarnya alokasi anggaran pendidikan tersebut bertujuan untuk mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia.

“Kalaupun kita sepakat bahwa pendidikan SDM penting, mestinya kita tidak berhenti hanya dengan mengatakan anggarannya banyak dan itu pasti dijamin menyelesaikan masalah, ternyata tidak,” ujar Sri Mulyani.

Maka dari itu, ia menilai penting bagi suatu bangsa untuk terus mencari cara menerjemahkan komitmen anggaran pendidikan konstitusi dalam bentuk kualitas pendidikan di Indonesia, sehingga bisa menghasilkan manusia yang produktif, inovatif, berkarakter kebangsaan, dan menjadi manusia yang bisa membawa Indonesia adil dan makmur.

Selain dalam bentuk anggaran pendidikan, pemerintah terus melakukan berbagai inovasi, membentuk dana abadi untuk penelitian, memberikan fleksibilitas dan reformasi pendidikan, serta berbagai hal baik melalui belanja negara yang meningkat, maupun dari sisi insentif perpajakan untuk berbagai kegiatan yang menunjang pendidikan, pelatihan, dan penelitian.

Dari sisi pembiayaan, Bendahara Negara mengatakan berbagai kerja sama dilakukan untuk bisa meningkatkan peran serta dari sektor swasta dan global dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia.

“Banyak sekali alumni LPDP yang sudah memberikan sumbangan yang sangat nyata, itu tidak lahir secara serta merta, namun muncul dari keinginan untuk membentuk sebuah dana abadi pendidikan agar anak-anak Indonesia bisa menembus pendidikan tinggi terbaik dunia,” tegasnya. (Antaranews)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan