LEMBANG – Melonjaknya kasus positif Covid-19 di wilayah Kabupaten Bandung Barat terutama di Kecamatan Lembang, turut berimbas pada habisnya stok kantong jenazah yang digunakan untuk memakamkan pasien Covid-19 yang meninggal dunia.
Kondisi itu dikeluhkan oleh tim Disinfektan dan Pemulasaraan Jenazah Covid-19 Desa Lembang, KBB. Lantaran hampir setiap hari mereka menerima laporan adanya pasien Covid-19 yang tengah menjalani isolasi mandiri meninggal dunia.
“Enam hari lalu stok terakhir kantong jenazah sudah dipakai, jadi sekarang sudah habis. Kami sudah berusaha mencari ke puskesmas juga tidak ada, katanya kosong,” kata July Heryanto, anggota Tim Disinfektan dan Pemulasaraan Jenazah Covid-19 Lembang, Rabu (14/7).
July mengatakan tingkat kematian pasien Covid-19 yang sedang mejalani isolasi mandiri di wilayah Lembang terbilang cukup tinggi. Dalam sehari ada sekitar dua hingga tiga orang meninggal dunia.
Habisnya stok kantor jenazah membuat pihaknya terpaksa membungkus jenazah pasien Covid-19 menggunakan kain kafan lalu dibungkus lagi dengan kantong plastik baru kemudian dikebumikan.
“Tinggi sekali sehari bisa dua yang meninggal. Karena mereka pasien yang isolasi mandiri, jadi tim kita yang mengurus dari pembungkusan sampai memakamkan. Kondisi kantong jenazahnya kan sudah habis, alhasil beberapa jenazah terpaksa dibungkus plastik bening. Hitungan kami sampai saat ini ada 3 jenazah yang sudah dimakamkan tapi dibungkus dengan plastik,” kata July.
Tak cuma krisis kantong jenazah saja, July juga menyebut ia dan rekannya yang lain membutuhkan perlengkapan tambahan untuk mengurus hingga memakamkan pasien Covid-19 yang meninggal dunia baik yang tengah melakukan isolasi mandiri, seperti baju hazmat, sarung tangan karet, dan masker.
“Agar proses pemakaman berjalan dengan prosedur Covid-19 kami membutuhkan peralatan yang lengkap. Untuk masker sebetulnya banyak yang menyumbang tapi cepat habisnya. Karena kami juga membutuhkan itu agar aman dan terhindari dari Covid-19,” tegasnya.
July berharap pemerintah daerah bisa membantu memenuhi sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menangani kasus Covid-19.
“Dalam menjalankan tugas kami wajib dilengkapi alat pelindung diri, butuh sebanyak-banyaknya karena perlengkapan ini sangat dibutuhkan. Ini juga kami lakukan secara sukarela demi membantu sesama,” pungkasnya. (mg6)