Nasib Guru Honorer Paling Tercekik dalam Pelaksanaan PJJ

JAKARTA – Dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ), para guru, khususnya honorer merasa sangat kesulitan dalam menjalankannya. Pasalnya, mereka dituntut untuk melakukan pembelajaran secara online, namun aksesnya pun masih belum baik.

Ketua Presidium Pendidik Tenaga Kependidikan Honorer Indonesia (PTKHI) Defi Meliyana menuturkan, akses untuk memiliki gawai untuk mendukung pelaksanaan PJJ tidak ada karena ketidakmampuan ekonomi. Oleh karenanya, PJJ menjadi tidak ideal.

“Sudah tidak dalam kondisi ideal. Juga banyak hal yang harus dipertimbangkan kembali,” jelasnya dalam siaran YouTube VOX Populi Institute Indonesia, Senin (7/6).

Namun, ia mengatakan bagi guru honorer  yang memiliki gawai bukan berarti tidak memiliki masalah. Dia membeberkan bahwa terdapat sejumlah guru honorer yang tidak mendapat bantuan subsidi kuota gratis dari Kemenristekdikbud.

“Saya pribadi belum pernah dapat satu gigabyte pun. Jadi dimana pemerataannya, tidak ada mekanisme yang pas untuk menyalurkan kuota ke guru ke murid,” imbuhnya.

Lalu, bagi yang mendapat bantuan kuota, guru yang berada di daerah tertinggal, terluar, terdepan (3T) masih kesulitan mendapat sinyal. Untuk itu, pihaknya ingin PTM terbatas layak dipertimbangkan dengan standar penyelenggaraan yang aman.

“Kita tahu kondisi murid-murid sekarang bodoh. Sudah mereka terkungkung, tidak bisa aktualisasi diri,” pungkas dia. (jawapos.com)

Tinggalkan Balasan