BANDUNG – Berdasarkan hasil survei Lembaga Riset Indonesian Politics Research and Consulting (IPRC), elektabilitas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil kembali naik dalam kontestasi politik Nasional di tahun 2024.
Pada surveinya, Ridwan Kamil naik ke peringkat ketiga 7,1%. Sementara peringkat pertama, Prabowo Sugianto 13,1%. Kedua Joko Widodo dengan presentase 10,4% dan peringkat keempat Gubernur DKI Jakarta Anis Baswedan 6,8%.
Untuk kontestasi calon Gubernur Jawa Barat. Ridwan Kamil pun berara di peringkat pertama dengan angkat 28,0%. Peringkat kedua, Dedi Mulyadi 4,8%. Peringkat ketiga, Dedi Mizwar 2,8%. Peringkat keempat, Ahmad Syaikhu 2,5% dan peringkat kelima, Dede Yusuf 1,8%.
Sementara dalam simulasi semi terbuka surveinya. Jika pemilihan Gubernur dilaksanakan pada hari ini, siapa yang akan pilih? Ridwan Kamil pun berada di peringkat pertama dengan angka 38,4%. Peringkat kedua, Dedi Mizwar 10,4%, Ketiga, Dedi Mulyadi 9,1%. Keempat, Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) 7,3% dan kelima Ahmad Syaikhu 5,3%.
Menanggapi hal tersebut, Pakar hukum dan politik Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung, Prof. Asep Warlan Yusuf menilai sangat wajar jika elektabilitas Ridwan Kamil naik.
Sebab, ucap dia, Gubernur Jabar saat ini sudah banyak bersosialisasi. Alhasil, banyak dukungan dari masyarakat untuk maju ketingkat Nasional sebagai perwakilan dari Jawa Barat.
“Walaupun tidak semua mendukung ya. Tapi sosialiasasi itu udah mulai terasa oleh masyarakat,” ucap Prof. Asep kepada Jabar Ekspres di Bandung, Sabtu (23/5).
Guru Besar Unpar Bandung itu mengatakan, dengan banyaknya agenda dinas. Ditambah dengan ada beberapa agenda pertemuan, setidaknya sangat berdampak pada elektabilitas.
“Banyak agenda dinas dan pertemuannya. Wah pagi di Ciamis, besok di Tasikmalaya, besoknya lagi di mana setiap harinya terus terus begitu. Nah sehingga dianggap sebagai sosialiasi. Ya kenal dulu lah siapa Ridwan Kamil itu,” katanya.
“Jadi wajar kalau Ridwan Kamil mendapat dukungan, (elektabilitas naik). Karena mobilitasnya tinggi. Kemana-mana. Belum lagi medsos yang dia daya gunakan,” tambahnya.
Belum lagi, sambung dia, banyak bupati/walikota yang ikut ‘membantu’ untuk menyosialisasikannya. Sehingga elektabilitasnya melejit naik.
Untuk saat ini, ungkap dia, hal yang menjadi hal sangat penting ialah siapa di Jabar yang bisa dimajukan ke tingkat Nasional itu. Menurutnya, di Jabar tidak akan banyak saingan untuk maju. Meskipun berbeda pilihan, namun jika calonnya putra daerah pasti akan mendukung.