Tanggapi Pemboikotan Produk Zionis oleh Muhammadiyah, Ferdinand Malah Tidak Mengerti Apa Arti Zionis

JAKARTA– Mantan kader Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean mengomentari seruan Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas yang menyerukan agar masyarakat memboikot produk yang berafiliasi dengan zionis Yahudi.

Melalui akun twitter, Ferdinand kemudian bertanya kepada salah satu warga Muhammadiyah, Mustofa Nahrawardaya.

“Bro @TofaTofa_id minal aidin, maaf lahir bathin. Ijin bertanya, ngga berkenan jadi role model seruan ini, pelopori dengan jangan gunakan HP buatan Yahudi, stop main Twitter, Facebook, WA, Telegram, Google dan Internet,” kata Ferdinand Hutahaean, Sabtu (16/5).

“Kalau berkenan, bro akan jadi pahlawan, pemimpin, ayo bang saya dukung,” sambung Ferdinand.

Di cuitan lain, Ferdinand mengaku heran dengar reaksi berlebihan sejumlah pihak terkait Israel. Dia bilang, mereka yang protes menggunakan sosial media buatan Yahudi, justru akan menguntungkan Yahudi itu sendiri

“Saya kadang-kadang sedih melihat protes berlebihan demi politik tetang kondisi Israel-Palestina. Ada yang marah-marah ke Israel menggunakan WA, Telegram, twitter dan HP bikinan Yahudi yang mana sebagian keuntungannya masuk ke Israel dan digunakan beli senjata, bomb dan peluru yang ditembakkan ke Hamas,” katanya.

Konflik antara Israel dan Palestina mau tak mau juga menyeret konflik agama antara Islam dan Yahudi. Tak hanya Yahudi, Israel juga sering dikaitkan dengan istilah Zionisme. Banyak pihak mencampuradukkan istilah Yahudi, Zionisme, dan Israel dan menjadikan mereka sebagai musuh bersama. Ada baiknya, kita memahami terlebih dahulu apa perbedaan Yahudi, Zionisme, dan Israel.

Bagaimana pun, Yahudi juga merujuk pada entnisitas dan kesukuan. Hal ini tentu berbeda dengan Islam yang dapat dimasuki oleh berbagai orang dari latar belakang apa pun.

Dalam sejarahnya, pemeluk Yahudi tak selalu diasosiasikan negatif oleh umat islam. Dalam perang Uhud yang terjadi pada tahun 625 M, Muhammad dikisahkan pernah meminta bantuan Yahudi dalam perang melawan orang-orang Quraisy. Saat itu, orang-orang Yahudi tengah menetap di tanah Madinah dan hidup harmonis dengan umat Islam.

Berbeda dengan orang-orang Yahudi penganut Zionisme. Zionisme merupakan gerakan politik di kalangan warga Yahudi yang mencuat pada tahun 1897. Pendiri gerakan politik tersebut didirikan oleh seorang wartawan Yahudi bernama Theodor Herzl.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan