Peluang Bisnis Hampers Jelang Lebaran

JAKARTA – Lebaran tinggal sebentar lagi, namun karena masih dalam situasi pandemi, silaturahmi pun terpaksa dibatasi. Untuk tetap terhubung dengan orang-orang terdekat, mengirim hantaran, parcel atau hampers kini menjadi pilihan yang menarik.

Hampers saat ini tidak seperti dulu yang hanya berisi makanan kering, gelas keramik dan sarung. Kini isi hampers beraneka ragam, mulai dari tanaman, perhiasan, lilin aroma terapi, makanan siap santap hingga berbagai jenis hobi lain.

Pengemasan hampers ini pun mulai bervariasi dengan bentuk yang menarik dan rata-rata serba guna atau didapat difungsikan kembali. Bisnis hampers pun menjadi bisnis yang menjanjikan khususnya saat pandemi COVID-19.

Dina Fitri Anisa mendirikan Atnic Project atau usaha pengemasan hampers pada awal Ramadhan tahun ini. Ia memperhatikan bahwa peluang pasar hampers sangat besar sejak tahun lalu.

“Alasan lainnya karena pas nanti Idul Fitri kan kita enggak ketemu saudara atau sahabat, jadi hampers tuh kayak tali penyambung silaturahmi,” kata Dina kepada ANTARA.

Bisnis yang dijalankan oleh Dina belum terlalu besar, malah tujuan awalnya ia membuka usaha pengemasan hampers karena ingin membantu usaha temannya yang menjual makan secara daring namun kemasannya kurang menarik.

“Usaha ini aku mikirnya bisa bantu teman-teman yang jualan makanan biar laku di pasaran luas. Jadi selain mereka jualan makanan online, aku juga bantu penjualan makanan mereka lewat hampers,” ujar Dina.

Dina menjual paket hampers-nya dengan harga yang bervariasi mulai dari Rp79 ribu – Rp209 ribu. Isi hamper pun beraneka ragam seperti kue kering, frozen food, rendang daging, cumi lada hitam, ayam lado hitam, mie ayam frozen, cookie dough, bakpao dan lainnya.

“Sekarang lagi fokus ke makanan, kemarin ada juga yang request barang gitu tapi kita belum ready,” kata Dina.

Tak jauh berbeda dengan Atnic Project, Box Bahagia milik Dimursi Maryati juga hadir di tengah pandemi pada Mei tahun lalu. Namun toko ini awalnya memang menjual produk-produk souvenir dan merchandise.

Lantaran penjualan turun drastis, Dimursi pun melihat peluang baru apalagi saat adanya larangan mudik dan saling berkunjung di hari Lebaran. Ia langsung berpikir untuk membuat hampers.

Tinggalkan Balasan