Dolar Menguat dan Naiknya ‘Yield’ Obligasi AS, Rupiah Melemah

USA – Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (4/3) sore terkoreksi, dipicu kenaikan imbal hasil surat utang atau obligasi Amerika Serikat.

Rupiah ditutup melemah 22 poin atau 0,15 persen ke posisi Rp14.267 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.245 per dolar AS.

“Indeks dolar menguat hari ini, yang mencerminkan adanya perbaikan dalam ekonomi AS,” kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Kamis.

Indeks dolar menguat ke level 91,2 setelah imbal hasil obligasi AS kembali naik dan mendorong arus modal masuk ke AS.

Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun kembali naik ke level 1,47 persen setelah sempat turun ke level 1,41 persen. Pada pekan lalu, imbal hasil obligasi AS sempat meningkat hingga ke level 1,6 persen.

Sementara itu Gubernur Federal Reserve (Fed) Jerome Powell akan memberikan pidato virtual di Wall Street Journal Jobs Summit.

Investor akan mengamati dengan cermat tanda-tanda kekhawatiran atas aksi jual obligasi AS baru-baru ini dan untuk setiap perubahan dalam penilaiannya terhadap ekonomi menjelang pertemuan The Fed berikutnya.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.250 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.250 per dolar AS hingga Rp14.304 per dolar AS.

Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis menunjukkan rupiah melemah Rp14.299 per dolar AS, dibandingkan posisi pada hari sebelumnya Rp14.334 per dolar AS. (antara)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan