JAKARTA – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menerjunkan tim teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk melaksanakan redistribusi curah hujan yang berpotensi banjir sebagai upaya mitigasi bencana hidrometeorologi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).
“TMC dilakukan sebagai bagian dari upaya preventif untuk mengurangi dampak negatif dari terjadinya banjir melalui redistribusi curah hujan sehingga kejadian hujan ekstrem bisa berkurang. Dengan teknologi modifikasi cuaca diharapkan wilayah yang mempunyai potensi terjadinya genangan dan banjir bisa terhindar dari curah hujan penyebab banjir,” kata Kepala BPPT Hammam Riza dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA, Selasa.
Berdasarkan analisis BPPT, pergerakan massa udara lembap dari Laut Cina Selatan dan Laut Jawa bagian Barat yang terakumulasi dengan massa udara dari Samudera Indonesia memicu pembentukan awan hujan dengan intensitas yang cukup tinggi di wilayah Jabodetabek, dan kondisi itu akan bertahan dalam beberapa hari ke depan.
Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT Jon Arifian menuturkan target utama operasi TMC di Jabodetabek adalah untuk mengurangi potensi hujan pada siang hari di Jabodetabek sekitarnya agar tingkat kejenuhan tanah berada pada level aman untuk menampung hujan.
“Siang hari diharapkan tingkat jenuh tanah aman. Karena hujan yang terjadi malam dan dini hari, masih di luar jangkauan intervensi TMC,” ujar Jon.
Posko TMC dipusatkan di Lanud Halim Perdanakusuma.
Kegiatan operasi TMC dimulai Ahad sore (21/2), yang didukung dua unit pesawat Casa 212 dan CN 295 yang memiliki kapasitas angkut lebih besar, sebagai antisipasi pengulangan siklus hujan ekstrem berikutnya.
Satu sorti penerbangan penyemaian awan dengan menggunakan pesawat CASA-212 (A-2105) membawa bahan semai garam sebanyak 800 kg NaCl.
Pada saat itu, tim TMC melaksanakan satu sorti penerbangan dengan pesawat Cassa 212 dari landasan pacu Halim Perdanakusuma dengan target area semai di daerah upwind Jabodetabek sekitar Cilegon dan pesisir timur Lampung.
Jon menuturkan pertumbuhan awan terganggu oleh adanya divergensi angin memasuki pulau Jawa bagian barat. Kecepatan angin atas relatif kencang serta kelembaban lapisan atas rendah.