SOREANG – Pada tanggal 17 Februari 2021, Dadang M. Naser akan melepas masa jabatannya sebagai Bupati Bandung. Tanpa terasa 10 tahun sudah ia mengemban amanah tersebut. Banyak hal tercatat dalam perjalanan hidup orang nomor satu di Kabupaten Bandung itu.
Sebagai warga asli Kabupaten Bandung, ia banyak bermimpi besar tentang masa depan Kabupaten Bandung sebagai daerah potensial yang strategis, sekaligus penyangga ibu kota Provinsi Jawa Barat.
Bupati pertama dari kalangan sipil tersebut memiliki kecintaan terhadap kearifan lokal. Kecintaan yang dituangkan dalam visi, misi dan berbagai kebijakan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Amanah jabatan, pada hakikatnya adalah takdir dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Banyak suka dan duka secara emosional saya rasakan selama menjabat. Dengan berbagai dinamika permasalahan yang dihadapi bersama seluruh stakeholder, dan diraihnya prestasi serta capaian pembangunan, merupakan rangkaian proses menuju kondisi yang diharapkan,” ungkap Bupati Dadang Naser di Soreang, Rabu (17/2).
Jumlah penduduk yang banyak, menurutnya bisa menjadi beban namun juga bisa menjadi potensi dalam pembangunan. Dengan tagline Sabilulungan, 5 tahun pertama bersama Wakil Bupati Deden R. Rumaji dan 5 tahun kedua didampingi Wakil Bupati Gun Gun Gunawan, Kabupaten Bandung perlahan membangun dan berprestasi secara bertahap serta meyakinkan.
“Secara pribadi saya memandang bahwa Kabupaten Bandung tidak punya alasan untuk tidak berhasil. Kabupaten Bandung hampir punya semua jawaban atas permasalahan pembangunan,” tutur Kang DN, panggilan akrab bupati.
5 koridor pembangunan yang diusungnya, yaitu Peningkatan Kualitas SDM, Pertumbuhan Ekonomi, Pembangunan Infrastruktur Terpadu, Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup, dan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih, ujar Kang DN, akan dapat terwujud dengan motto Sabilulungan sebagai ruh dalam sistem pemerintahan di wilayah yang dipimpinnya.
“Bahkan peningkatan kualitas lingkungan hidup sebagai koridor pembangunan terberat, akan dapat diwujudkan apabila semua pihak memiliki komitmen yang kuat. Namun yang paling penting adalah Allah juga tidak akan meminta hasil, namun akan menghisab ikhtiar atau proses yang sudah kita lakukan,” ujarnya pula.
Kang DN berpesan kepada jajaran pemerintah daerah, dari tingkat kecamatan hingga pemerintah di desa, bahwa sunnatullah proses pembangunan tidak akan pernah selesai sepanjang manusia masih melaksanakan tugas-tugas kehidupan.