Antusias Kerukunan Warga di Kampung Toleransi Kelurahan Jamika

BANDUNG – Kampung toleransi yang berada di Kelurahan Jamika, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung merupakan sebuah kampung yang memiliki beragam perbedaan, baik dari suku, ras, agama, dan budaya .

Kampung toleransi merupakan sebuah tata cara hidup yang saling berdampingan dalam hal perbedaan, dan bukan sebuah organisasi.

“Sebenarnya cara hidup bertoleransi sudah ada jauh sebelum peresmian kampung toleransi,” kata Jahja Kosim, Ketua kampung Toleransi.

Kampung toleransi mulai diresmikan 20 Agustus 2017 oleh Ridwan Kamil pada masa jabatan menjadi Walikota Bandung. Masa kerja menjadi ketua dari kampung toleransi yakni tiga tahun.

“Awal periode pengurusan itu sama Pak H. Dede yang ditunjuk langsung oleh Pak Walikota, setelah selesai di tahun 2020 terpilihlah saya, dengan kesanggupan untuk mengurus kegiatan yang ada di kampung toleransi sampai nanti di tahun 2023,” tambahnya.

Untuk kegiatan di Kampung Toleransi hanya ada di hari-hari istimewa umum keagamaan, seperti adanya Baksos (Bakti sosial), Baptis, Bukber (Buka bersama), Tasyakuran, dan kunjungan ke rumah ibadah apabila ada hari raya.

“Kaya sekarang ada imlek biasanya kita ke vihara untuk ikut membantu kelancaran acara di sana, tapi kalau sekarang paling kita hanya mengontrol saja karena tidak ada kegiatan apapun di sana,” ucapnya.

Untuk anggota yang ada di kampung toleransi ada sekitar delapan orang yang terdaftar secara resmi, dan anggotanya pun mewakili semua agama dengan ketersediaan untuk bergabung dan aktif dalam kegiatannya.

“Kalau anggota yang sesuai SK itu ada delapan orang. Cuma disetiap aktivitasnya itu pasti semua terlibat, seperti dari RT, RW, maupun warganya ikut membantu untuk saling tolong menolong satu sama lain,” katanya.

Antusias dari warga kampung toleransi sangatlah bijak dalam menghargai sesama walau memiliki perbedaan.

“Saya merasa sangat luar biasa karena kerjasama sesama umat manusianya yah. Saya juga jadi tahu kegiatan dari agama-agama lain. Saya kristen nih, saya jadi tahu kalau pas imlek di Vihara itu ada apa kegiatan apa saja, begitupun dengan agama lainnya. Jadi kita sama-sama tau tentang kegiatan yang ada di agama masing-masing, dan saya merasa nyaman banget soalnya kita jadi saling membantu,” ujarnya. (mg1)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan