Coffee Monday, Diskusi Rutin KADIN: Gerakan Ekonomi Bandung Bangkit

BANDUNG – Coffee Monday merupakan acara rutin yang dilaksanakan KADIN (Kamar Dagang dan Industri) Kota Bandung setiap Senin pada pukul 09.00-11.00 yang bertempat di Aula Graha Kadin Kota Bandung, Jalan Talaga Bodas Nomor 31. Tema Coffee Monday pada Senin (8/2) adalah “Gerakan Ekonomi Bandung Bangkit.”

Acara ini dihadiri oleh Ketua KADIN Kota Bandung Iwa Gartiwa, Wakil Kerua Bidang UMKM dan Kemitraan Bambang Tris Bintoro, Wakil Ketua Bidang Ketahanan Pangan dan Sumber Daya Energi Mohamad Ilyas, Komite Tetap MICE dan Promosi Usaha Ilwan Syahwildan dan Komite Bidang Waralaba dan Kemitraan Bhakti Desta Alamsyah yang menjadi narasumber, adapun acara ini dipandu oleh Direktur Eksekutif KADIN Kota Bandung Ridwan Kurniawan.

“Dalam keadaan pandemi sekarang ini walaupun kita bersinggungan terus dengan covid, kita tetap melaksanakan kegiatan ini dengan menerapkan protokol kesehatan, karena ekonomi harus tetap jalan dan semoga kegiatan Coffee Monday ini dapat memberikan manfaat bagi UMKM Kota Bandung. Sehingga bisa meningkatkan juga ekonomi kota Bandung,” sambutan Ketua KADIN Kota Bandung Iwa Gartiwa.

KADIN Kota Bandung kini beralih fokusnya dari yang awalnya fokus ke pengusaha besar, sekarang dibalik menjadi lebih memperkuat UMKM. Iwa menilai Kota Bandung merupakan kota yang cepat bangkit karena warga yang memiliki UMKM di Kota Bandung terkenal kreatif.

Wakil Ketua Bidang Ketahanan Pangan dan Sumber Daya Energi Mohamad Ilyas mengatakan ada tiga hal yang harus diperhatikan untuk bisa bersaing dengan yang lainnya supaya dapat memajukan ekonomi di Kota Bandung.

“Pertama flexibility, baik dalam produk maupun kecepatan. Kedua harus kompetitif dalam harga. Ketiga adalah kualitas yang konsisten. Kualitas kita harus baik terus malah kalau bisa ditingkatkan,” ucapnya.

Kemudian acara ini membuka sesi tanya jawab dengan para peserta yang hadir, Wakil Ketua Bidang UMKM dan Kemitraan Bambang Tris Bintoro memberikan tanggapan atas pertanyaan yang diajukan peserta mengenai strategi pemasaran pada kondisi pandemi.

“Kita harus punya pembeda dengan produk lain yang sudah ada, karena sudah ada pemain lama yang duluan unggul. Untuk kualitas harus memperhatikan bahan baku. Ketika produk kita kuat maka orang lain akan mencarinya. Ini merupakan strategi pemasaran, kemudian lakukan riset pasar dengan cara survey pasar sederhana yaitu minta tolong orang lain mencoba produk kita,” tutur Bambang.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan