Sengkarut Selisih Data Korona, Emil Tuding Data dari Pusat Tak Realistis

BANDUNG – Data kenaikan kasus Covid-19 di wilayah Jawa Barat (Jabar) oleh Pemerintah Pusat menuai kontroversi. Bahkan, Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyebut tak sesuai dengan realitas di lapangan.

“Gambar ini menunjukan kasus harian yang dilaporakan tinggi, tapi yang ditetapkan oleh Labkesda itu sudah menurun,” kata Emil sapaan akrabnya di Mapolda Jabar, Selasa (2/2).

“Artinya kasus yang disebut meningkat-meningkat itu merupakan kasus lama. Karena keterisiain rumah sakit di Jabar sekarang sudah bagus, di bawah 70 persen,” imbuhnya.

Menurutnya, jika angka kenaikan kasus Covid-19 di Jabar naik. Otomatis bakal ada pemberitaan bahwa keterisian rumah sakit penuh.

“Logikanya kalau kasus itu naik, kan berita rumah sakit pun tidak bisa dibohongin. Ini tidak, dilaporkan kasus Jabar heboh tapi rumah sakit turun, tidak nyambung yah,” katanya.

Emil menjelaskan, sebetulnya selama ini kasus di Jabar berdasarkan data Labkesda sudah menurun. Bahkan rumah sakit pun sudah tidak ada kepanikan dari sebelumnya.

“Kita sempat 80 persen, lalu 70 persen, sekarang 69 persen. Dan kita bertekad rumah sakit di Jabar keterisiannya 60 persen. Kalau standar pusat kan 70 kritisnya, WHO 60 persen. Nah kita sudah di bawah standar pusat tapi saya akan push supaya leterisian,” jelasnya.

Emil mengungkapkan, minggu lalu Jabar diramaikan dengan kenaikan kasus hingga 3.300 kasus. Padahal, kata dia, 1.900 kasus lama, yang baru hanya 1.200 kasus.

“Ini mohon PPKM jangan menilai dari kasus aktif. Karena mengandung data tidak akurat. Yang kurang di PPKM yaitu indeks mobilitas. Memang masih menurun tapi tidak seperti PSBB. Itu akan kita evaluasi,” paparnya.

Kasus kematian akibat virus korona di Indonesia pada pekan ini kembali meningkat 25,3 persen dibanding pekan lalu.

Padahal, kasus kematian akibat Covid-19 pada pekan lalu menurun tiga persen dibanding pekan sebelumnya.

Hal itu diungkapkan Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, 2 Februari 2021.

“Kasus kematian secara nasional bisa dikatakan perkembangan pada pekan ini buruk, setelah kemarin sempat mengalami penurunan tiga persen,” jelasnya dikutip dari Antara.

Wiku mengakui angka kematian akibat Covid-19 terus berfluktuasi. Pada pekan ini, tingkat kematian tertinggi terjadi di Jawa Barat, yang naik dua kali lipat dibandingkan pekan sebelumnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan