Terdampak Pandemi Covid-19, Pelaku Industri Fashion di Bandung Terapkan Ide Ini

BANDUNG  – Pandemi Covid-19 yang belum berakhir memaksa pelaku bisnis untuk terus memutar otak agar dapat mempertahankan bisnisnya di kala badai perekonomian seperti saat ini.

 

Sebagaimana salah satu pelaku industri fesyen di Kota Bandung, Jawa Barat, mengubah strategi usaha selama pandemi COVID-19 agar bisa menjaga kinerja bisnisnya tetap bertahan.

 

“Tentunya pandemi COVID-19 menuntut kami, pelaku usaha di sektor industri fesyen segera beradaptasi sekaligus mengubah strategi agar bisa menjaga kinerja bisnis tetap baik,” kata Pemilik merek fesyen Motzint Original Gilang Permana Kencana dalam sebuah seminar daring, Jumat, (22/1), dilansir dari Antara.

 

Gilang menuturkan perusahaan yang sehat bisa menghindari pengangguran baru akibat pemutusan kerja pegawai.

 

Menurut dia pandemi COVID-19 yang terjadi hampir sepanjang 2020 berpengaruh signifikan terhadap bisnis yang sudah dibangun dari 2014. Iapun menceritakan bahwa pasang surut bisnisnya membuatnya ia harus menutup toko offline-nya.

 

“Jadi tahun lalu itu toko offline kami terpaksa tutup. Penjualan ke luar kota tidak jalan. Reseller juga sama kondisinya, tidak bisa menjual barang,” kata Gilang yang menempuh pendidikan di STIE Tridharma Bandung.

 

Ia mengatakan hampir memutus kerja beberapa pegawainya untuk menjaga keuangan perusahaan namun niatnya itu tidak terlaksana setelah mengubah beberapa kebijakan atau strategi usaha.

 

Beberapa strategi usaha yang diubah selama pandemi COVID-19, kata dia, ialah jika dulu fokus mengandalkan penjualan Motzint secara offline di toko, sekarang ia menjaring pendapatan melalui daring (online).

 

Ia mengatakan memanfaatkan beberapa marketplace, seperti Shopee, dan lambat laun setelah menjalani proses di tengah pandemi, Motzint bisa bertahan bahkan meningkat dari sisi penjualan.

 

“Makanya saya coba pelajari bisnis di online, marketplace dan lain-lain. Alhamdulillah ada hasilnya, saya juga tidak merumahkan atau melakukan PHK kepada pegawai,” ujar dia.

 

Pegawai di toko Motzint dialihkan untuk menjaga pembelian secara daring dan saat ini ada 15 orang yang bertugas di bagian ini. Mereka pun bertugas menjaga sekitar 500 reseller yang tersebar di seluruh Indonesia.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan