Hutan Lindung di Ujung Tanduk, Aktivitas Pembangunan Diduga Jadi Pemicu Banjir Bandang

BANDUNG – Banjir bandang yang terjadi di kawasan Gunung Mas Puncak, Kabupaten Bogor menarik untuk diungkap. Hal itu dikarenakan area hutan lindung yang diduga kuat rusak akibat adanya aktivitas pembangunan serta pembalakan liar.

Direktur Eksekutif Walhi Jawa Barat (Jabar), Meiki W Paendong menduga jika banjir bandang tersebut akibat adanya pembangunan di kawasan hutan lindung.

Kendati dirinya belum mengecek ke lapangan, namun dirinya melakukan analisis cepat dari beberapa media dan citra satelit.

“Memang kami masih memakai dugaan longsor yang bila dilihat tipikalnya mengakibatkan banjir bandang. Kemungkinan dugaan itu ada longsor dihulu,” tegas Meiki saat dihubungi Jabar Ekspres, Kamis (21/1).

Meiki menjelaskan, berdasarkan dari analisis citra satelit. Ternyata ada 2 titik lahan terbuka di daerah tersebut. “Kita akan mengecek ke lapangan untuk membuktikan terbukanya titik lahan terbuka itu akibat unsur sengaja atau tidak,” katanya.

Menurutnya, kedua titik lahan terbuka tersebut patut dicurigai. Bahkan satu titik terbukanya lahan itu terkesan disengaja. Sebab terlihat ada pola bangunan.

“Cuma kami belum tahu itu bangunan apa. Berarti bisa disimpulkan bawasannya ada terlihat titik kecil yang menyerupai bangunan di dalam kawasan hutan,” hematnya.

Titik satu lagi, lanjut dia, lebih dekat ke perkampungan perumahan buruh PTPN IIIV itu. Cuaca eksrem bisa terjadi, apalagi hujan terus menerus mengakibatkan kondisi tanah menjadi labil mengakibatkan longsor dan airnya membawa material ke badan sungai.

“Kita perlu konfirmasi di lapangan itu apakah longsoran ini berdasarkan alami karena alam atau dari akumulasi ada bukaan-bukaan lahan hutan lindung di situ,” katanya.

“Apakah kemungkinan kedua titik itu atau memang secara alami. Kan konturnya di situ cukup terjal, di kanan-kiri dan hulunya itu cukup terjal. Kemiringannya pun bervariasi. Dari mulai 30 derajat ke atas,” tambahnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jabar, Setiawan Wangsaatmaja menyebutkan, bencana yang terjadi di Jabar sejak awal tahun 2021 sampai hari ini berjumlah 40 bencana.

“Kejadian bencana di awal 2021 totalnya ada 40 kejadian. Sebanyak 16 bencana longsor, 15 banjir dan 9 kejadian puting beliung. Dengan mengakibatkan ada 40 orang yang meninggal dan 92.858 terdampak,” ujarnya

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan