Musda Golkar Pangandaran Ricuh

PANGANDARAN – Meski diwarnai kericuhan aksi demonstrasi massa, musyawarah daerah (Musda) Golkar Pangandaran akhirnya memutuskan M Taufik Martin sebagai Ketua DPD Golkar Pangandaran terpilih. Taufik terpilih aklamasi karena merupakan calon tunggal.

Koordinator Bappilu Partai Golkar Jabar yang juga anggota DPR RI Agun Gunanjar Sudarsa mengatakan pada prinsipnya Musda merupakan forum konsolidasi tertinggi untuk menyelesaikan masalah di tubuh partai. “Saya sudah tegaskan agar semua proses berpegang teguh kepada AD/ART partai. Semua ada mekanismenya,” kata Agun dilansir dari detik.com.

Bahkan kalau ada pihak yang menilai pelaksanaan Musda inkonstitusional, cacat hukum dan lainnya, Agun mengatakan masih ada jalan keluar yang bisa ditempuh. “Kalau ada yang beranggap cacat hukum, masih ada mekanisme yang bisa diambil yaitu mahkamah partai,” ucapnya.

Agun sendiri mengaku partai tidak akan memihak kepada siapapun, semua diserahkan kepada AD/ART partai. “Tapi kami mengingatkan kepada siapapun yang terpilih dari Musda ini jangan merasa kuat sendiri. Ketua harus mampu menjalin komunikasi sampai ke tingkat desa,” pesannya.

Agun mengatakan Golkar adalah partai yang biasa mengalami dinamika di waktu-waktu sebelumnya. “Tapi pada akhirnya semua terkonsolidasi dengan baik,” kata Agun.

Sementata itu aksi massa di acara musyawarah daerah (Musda) Partai Golkar Pangandaran dipicu oleh konstelasi politik perebutan calon Ketua DPD Golkar Pangandaran. Sebelum pelaksanaan Musda ada dua orang kandidat yang meramaikan bursa yakni M. Taufik Martin dan Erwin M Thamrin.

M Taufik Martin menjadi kandidat yang sudah digadang-gadang akan terpilih secara aklamasi atau calon tunggal. Namun pada Jumat (8/1/2021) malam, Erwin mendaftarkan diri. Namun pendaftaran Erwin ditolak karena dianggap tidak memenuhi persyaratan yang digariskan oleh partai. Inilah yang kemudian memantik kekecewaan dari massa pendukung Erwin.

 Motor yang Terbakar Milik Pendemo

Massa sempat tidak terkendali dengan membakar sebuah sepeda motor. Pada awalnya motor tersebut diduga milik warga, namun belakangan diketahui motor itu milik salahsatu pendemo.

Pemilik motor yang terbakar, Dadang Romansyah, salahsatu peserta demo yang juga warga Desa Jadikarya Kecamatan Langkaplancar, mengaku pasrah. “Motor saya diparkir dekat pintu masuk hotel. Ketika suasana memanas, saya menyuruh teman memindahkan ke seberang jalan,” kata Dadang.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan