Jack Ma

Semua jenis bisnis ia kuasai lewat satu genggaman.

Hebohnya tidak ketulungan. Di seluruh dunia. Bagaimana bisa Jack Ma melakukan ekspansi terbesar dalam sejarah manusia.

Jack Ma, orangnya begitu kecil. Tapi pikiran dan langkahnya begitu besar.

Hanya dua hari sebelum ia mendapatkan uang segitu bengkak, ia harus lemes: izin tidak keluar. Kabarnya Presiden Xi Jinping sendiri yang memerintahkan: batalkan go public itu.

Mungkin Jack Ma dianggap sudah dalam tahap membahayakan. Sebanyak 800 juta orang sudah terikat ke dalam bisnisnya. Apalagi sifatnya sudah monopolistik. Dari hulu ke hilir. Dari muka ke belakang. Dari kanan ke kiri.

Apalagi Jack Ma, mantan guru bahasa Inggris itu, sudah mulai berani mengkritik pemerintah. Terutama mengkritik sistem perbankan, sebagai sistem yang kuno dan kurang fleksibel.

Sejak izin go public tidak keluar itu Jack Ma tidak terlihat sama sekali di publik. Juga tidak tampil di mana-mana. Termasuk tidak hadir di acara kebanggaannya: kompetisi bisnis di kalangan anak muda seluruh Afrika.

Acara ini disponsori Alibaba Foundation. Semua pengusaha muda se Afrika boleh ikut. Pemenang pertamanya mendapat hadiah sekitar Rp 5 miliar. Total hadiah USD 1 juta dolar.

Tahun lalu, yang finalnya Jack Ma tidak bisa hadir, diikuti 22.000 pengusaha se Afrika. Tiba-tiba NAMA Jack Ma sebagai juri dihapus dari selebaran. Panitia juga diberi tahu: Jack Tidak bisa hadir. Ada kegiatan lain.

Padahal Jack Ma berjanji akan selalu hadir. Bahkan ia terlihat sangat menikmati acara itu. Sesuai dengan jiwanya.

Baru sekarang mereka tahu: ada masalah yang lebih besar dari benua Afrika yang dihadapi Jack Ma.

Di tahun sebelumnya, 2019, peserta acara itu 10.000 pengusaha muda. Jack Ma menjadi salah satu juri tingkat final.

Pemenangnya adalah pengusaha muda yang menamakan usahanya Lifebank. Yakni membuat pelayanan pengadaan darah untuk seluruh negara dengan Apps. Lewat Apps itu orang yang perlu donasi darah bisa langsung terhubung dengan pendonor atau pusat donor darah.

Dia seorang wanita dari Nigeria.

Pemenang keduanya adalah dari Mesir. Yang membuat perusahaan riset berbasis Apps. Ia mengoordinasikan para ilmuwan yang mengalami kesulitan mengembangkan risetnya.

Tinggalkan Balasan