Diklat Sadesha Cetak Manusia Unggul Jadi Program Prioritas Gubernur

Tak hanya itu, tugas dari perserta Sadesha pun untuk memepersatukan gejolak-gejolak dimasyarakat nanti. Sebab, nanti bakal berbenturan langsung dimasyarakat.

“Sangat penting, apalagi untuk Sadesha. Kedudukan Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan untuk menata dan mengatur kehidupan bermasyarakat bangsa dan negara guna saling menghormati,” tegasnya.

Dijelaskannya, diklat ini merupakan bekal untuk para Hafiz yang akan terjun langsung kelapangan. Yang pada dasarnya bakal menghadapi tantangan yang beragam.

Wawasan sangat penting untuk menjaga keutuhan dan kesatuan negara di setiap desa. Sebab, para Hafiz akan menjadi ketangan panjangan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar.

“Wawasan kebangsaan menjadi sangat penting untuk para Hafiz. Pembekalan sangat diperluakan dalam rangka meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara,” pungkasnya. (adv/mg1/tur)

Muatan Materi Sesuai Kebutuhan Para Hafiz

 

BANDUNG – Koordinator Satu Desa Satu Hafiz (Sadesha) KH Lukman Hakim kembali membuka Diklat Satu Desa Satu Hafiz (Sadesha) angkatan ke-9.

BERIKAN CINDERAMATA: Pengurus Jam’iyyatul Qurra Wal Huffadz Nahdlatul Ulama (JQH NU) Provinsi Jabar, KH Amin Baejuri Asnaf memberikam cinderamata kepada Kepala Biro Pelayanan dan Pengembangan Sosial, Provinsi Jabar H Barnas Adjidin.

Memurutnya, diklat Sadesha ini muatan materi kebutuhan para Hafiz dan Hafizah telah dikemas serta dibingkai dalam diklat Sadesha.

 

KH Lukman mengungkapkan, siapa pun yang menyuguhkan kemasan terbaik maka itu yang akan dipilih. Maka dari itu, materi kebutuhan para Hafiz dibingkai dalam diklat Sadesha ini.

 

“Ini semua sengaja dibingkai dalam sebuah kegiatan diklat. Kenapa harus dibingkai dalam kegiatan diklat? Ada sebuah teori namanya ‘packaging everything’. Bahwa kemasan itu segala-galanya,” ucap KH Lukman saat memberikan sambutan di Bandung, Senin (14/12).

Ia pun mengatakan, saat ini yang viral di Indonesia bukanlah seorang Ahlul Alquran. Bayangkan, kata dia, orang-orang melantunkan ayat-ayat Alquran yang dianggap biasa saja. Kalah dengan konten viral ketika suguhan Atta Halilintar dan Baim Wong.

“Kenapa kok penduduk Indonesia yang mayoritas muslim kok tidak memilih kita menjadi viral. Itu sebabnya kita belum packaging secara terbaik.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan