JAKARTA – Masyarakat dan pemerintah diminta untuk waspada jelang puncak musim hujan. Dampak dari tingginya curah hujan, berupa banjir dan tanah longsor harus segera dicermati.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati meminta agar publik waspada dengan potensi bencana hidrometeorologi jelang puncak musim hujan. Antisipasi harus dimulai sejak dini bersama keluarga.
“Siap siaga terhadap potensi bencana hidrometeorologi. Persiapkan diri dan anggota keluarga dengan mulai mengenali risiko di sekitar,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (13/12).
Dikatakannya, berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) puncak musim hujan terjadi pada Januari hingga Februari 2021. Selain itu, BMKG juga melaporkan anomali iklim La Nina terpantau masih berlangsung di Samudra Pasifik dengan intensitas level moderat.
La Nina dapat memicu curah hujan yang jauh lebih tinggi dibandingkan kondisi normal. Potensi bencana susulan lain harus diwaspadai. “Seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor,” ujarnya.
Dikatakannya, pihaknya telah menyampaikan arahan kesiapsiagaan kepada seluruh badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) di seluruh provinsi. Sosialisasi pencegahan perlu segera dilakukan guna menekan dampak bencana.
Selain itu, dia juga mengingatkan agar pencegahan harus tetap mengutamakan protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun.
“Ini diperlukan agar tidak muncul masalah baru, yakni klaster COVID-19 baru saat menghindari bencana,” ungkapnya.
Sementara Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB Lilik Kurniawan menyebutkan sudah 2.676 bencana alam terjadi di Indonesia pada periode Januari hingga 10 Desember 2020.
“Ini masih ditambah dengan kejadian COVID-19 dan tentu saja bukan suatu perkara yang mudah,” katanya.
Dikatakannya, bencana alam di Indonesia pada umumnya merupakan peristiwa yang berulang. Sebagai contoh, bila hari ini terjadi bencana alam maka 10 tahun lagi kejadian yang sama bisa terulang.
Contoh lain yang kerap terjadi ialah bencana hidrometeorologi tiap tahun. Bila suatu daerah terkena banjir maka tahun depan akan terulang lagi jika tidak ada intervensi dari pemerintah setempat atau penanganan bencana tersebut.
“Tentu saja intervensinya untuk jangka panjang yang kita sebut pencegahan dan mitigasi,” ujarnya.