Jenazah Keburu Diambil Pihak Keluarga di RSUD Majalaya, Padahal Hasil Swab Positif Covid-19

PASEH – Puluhan warga mendatangi RSUD Majalaya untuk mengambil paksa jenazah pasien yang berinisial C, 57, yang terkonfirmasi Covid-19. Mereka menolak prosesi pemakaman dilakukan dengan cara Protokol Covid-19.

Juru bicara Tim Gugus Tugas Covid 19 Yudi Abdurrahman menyesalkan tindakan tersebut. Menurutnya berdasarkan hasil tes swab pasien itu telah terkonfirmasi positif Covid 19.

Menurutnya, pihak RSUD Majalaya sudah mengambil langkah tepat untuk menerapkan protokol kesehatan pada proses pemakaman jenazah yang sebelumnya baru diduga Covid-19 itu. Akan tetapi, dilain pihak ada keluarga yang ingin segera mengambil jenazah pasien.

’’Pasien itu kan probably. Jadi artinya terduga. Nah hasilnya, baru tadi pagi dari RSUD menyatakan bahwa itu (pasien) positif,” ungkap Yudi saat dihubungi melalui telepon, Senin (5/10).

Untuk itu, dari hasi Swab itu, Dinas Kesehatan langsung melakukan tracing dan tracking kepada keluarga jenazah. Sebab, banyak warga yang ikut jemput pasien meninggal itu.

’’Akan dilihat apakah berkontak erat dengan jenazah atau tidak. Tracing dan tracking itu begitu,” ujarnya.

Sementara itu, Camat Paseh Heri Mulyadi mengaku sangat menyayangkan kesadaran masyarakat yang masih minim terkait proses penanganan pasien Covid-19.

Menurutnya, berdasarkan laporan dari kepala desa, alasan keluarga berani mengambil pasien meninggal di RSUD Majalaya karena hasil tes swab pasien meninggal tersebut belum keluar.

“Kami dari forkopimcam sudah menganjurkan dan mengarahkan tentunya, ini harus dilaksanakan sesuai dengan protap yang dikeluarkan oleh rumah sakit dan pihak kepolisian,’’ujarnya.

Kapolsek Paseh Iptu Thomas Budiono memastikan, pada saat kejadian tidak ada tindakan arogan dan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Pengambilan jenazah sekitar pukul 23.45 WIB. Ada 50 sampai 75 warga yang datang ke RSUD Majalaya. Tidak masuk semua, sebagian warga berdiam diri di mobil.

Thomas menambahkan, pihak keamanan sudah mengantisipasi. Untuk mencegah keributan. Koramil ada tiga orang, anggota Polsek ada delapan orang sampai sepuluh

’’Pukul 5 subuh, jenazah sudah dimakamkan, dan keluarga tidak ingin jenazah dimakamkan menggunakan peti jenazah,’’tutup Thomas. (yul/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan