Rawan Tertular Covid-19, Sebaiknya Tunda Dulu Kehamilan

CIMAHI – Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi meminta pasangan suami istri agar menunda kehamilan ditengah wabah Corona Virus Disease (Covid-19). Sebab, penundaan kehamilan dinilai penting untuk mencegah risiko kerentananan terpapar virus corona.

Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana pada Dinas Sosial Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DinsosP2KBP3A) Kota Cimahi, Rosi Desrita mengatakan, menunda kehamilan disaat ini sangat penting untuk menjaga agar tidak tertular virus tersebut.

“Kalau bisa tunda dulu kehamilan pada saat sekarang, karena risikonya berat. Ketika kehamilan itu daya tahan tubuh menurun, itu yang harus dijaga,” imbuh Rosi saat ditemui, Selasa (5/5).

Dikatakan Rosi, imbauan itu sudah disampaikan melalui kader kepada masyarakat. Meski tidak melakukan pertemuan langsung, informasi seputar dampak kehamilan disampaikan melalui WhatsApp Grup.

“Sampai saat ini allhamdulilah kader masih mantau. Walaupun tidak melakukan pertemuan rutin tapi by WA grup. Tetap ada informasi

dampak covid terhadap kehamilan, segala macam,” jelas Rosi.

Berdasarkan laporan, terang Rosi, meski tidak menerangkan angkanya namun tingkat kehamilan selama tiga bulan awal tahun 2020 justru menurun dibandingkan tahun sebelumnya.

“Tingka kehamilan kita 3 (tiga) bulan ini justru menurun. datanya dari teman-teman di lapangan,” ujar Rosi.

Untuk menunda kehamilan tersebut, lanjut Rosi, pasangan suami istri diarahkan untuk mengikuti program Keluarga Berencana (KB). “Kita sarankan gunakan KB. 3 (tiga bulan awal) target penggunaakn KB sudah bagus dibandingkan tahun lalu,” ungkap Rosi.

Berdasarkan data yang dihimpun sejak Januari hingga Maret, kepesertaan KB masih didominasi oleh pengguna Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP) atau KB aktif sebesar 67,94 persen.

Dari 54.687 Pasangan Usia Subur (PUS) yakni usia 15-49 yang ditargetkan tahun ini, capaian hingga tiga bulan awal sudah mencapai 73.065 pasangan yang menggunakan KB aktif (jangka pendek).

Rinciannya, jenis IUD sebanyak 19.558 pasangan, MOW sebanyak 2.794 pasangan, MOP sebanyak 197, Kondom sebanyak 1.728 pasangan, Implan sebanyak 874 pasangan, Suntik sebanyak 38.304 pasangan dan Pil sebanyak 9.610 pasangan.

“Kalau MPJP-nya itu baru 32,06 persen. Baru 23.423 yang pakai KB MKJP,” ucapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan