ABK Mampu Buktikan Miliki Kreativitas Tinggi

BANDUNG – Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) membuktikan jika mereka mampu bersaing dan memiliki kreativitas tinggi. Pembuktian tersebut terlihat dalam ajang Lomba Keterampilan Siswa Nasional (LKSN) ABK Tingkat Nasional Tahun 2019.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Subdirektorat Program dan Evaluasi Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Mukhlis usai menutup acara LKSN ABK di Harris Hotel dan Convention Citylink Bandung, Jalan Peta No. 241 Kota Bandung, beberapa waktu lalu.

Dilansir dari laman resmi Dinas Pendidikan Jawa Barat, ajang ini diikuti seluruh siswa perwakilan sekolah luar biasa (SLB) dari 34 provinsi di Indonesia. Dan mereka mampu menunjukkan keterampilannya di sembilan mata lomba yang dikompetisikan.

”Ini jadi ajang pembuktian, jika anak SLB memiliki kompetensi yang dapat menghasilkan produk-produk membanggakan,” ungkap Mukhlis.

Dia mengatakan, para pemenang LKSN ABK nantinya akan bersaing di LKSN tingkat internasional. Tahun lalu, sebanyak empat siswa berhasil meraih medali di ajang yang diadakan di Penang, Malaysia.

”Mendikbud telah mengantar peserta didik yang meraih tiga medali perak dan satu medali perunggu. Kemudian, seorang siswa Indonesia juga mendapatkan penghargaan pada program Education Summit di Chicago Amerika serikat,” kata dia.

Menurutnya, hal tersebut menunjukkan jika siswa SLB juga mampu bersaing di kancah internasional, terlebih persaingan kali ini memasuki persaingan global.

”Tugas kita sekarang adalah mendidik anak-anak agar bisa mandiri. Kemandirian tersebut bisa dimulai dari mengasah keterampilan yang mereka miliki melalui SLB guna meningkatkan kompetensi yang mereka miliki di bidangnya masing-masing,” ujarnya.

Untuk itu, dia pun mengajak seluruh pihak agar ikut berkontribusi dalam proses meningkatkan mutu pendidikan khusus di Indonesia.

”Selain pemerintah, dukungan keluarga dan peran dunia usaha serta dunia industri (DUDI) pun secara bertahap diperlukan untuk pembinaan siswa pendidikan khusus,” tutupnya.(dsdkjbr/ziz)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan