Ribuan Warga Meriahkan Festival Gajah di Cimahi

CIMAHI – Komunitas Tjimahi Heritage sangat mengapresiasi Festival Gajah yang digelar Kelurahan Leuwigajah Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi. Sebab, gelaran yang menampilkan berbagai ornamen gajah dan hasil bumi itu seperti membangkitkan sejarah tahun 1970-an.

”Bagus, salut. Mungkin sudah lama juga di masyarakat Cimahi tidak ada karnaval,” kata Ketua Komunitas Tjimahi Heritage, Mahmud Mubarok saat dihubungi melalui pesan singkat, Minggu (25/8).

Dijelaskannya, tahun 1970 sampai tahun 1980 semarak karnaval atau festival selalu terjadi di Cimahi. Dimana setiap kampung
kampung mengirimkan rombongan karnaval sesuai ciri khas wilayahnya masing-masing. Biasanya karya seni itu diarak menuju ke Lapangan Sriwijaya.

Bahkan menurut cerita orang tua zaman dulu, terang Mahmud, sekitar tahun 1950-an itu ada sebuah atraksi kuda kosong yang dihias dan dibiarkan tanpa penumpang.

”Tapi si kuda terlihat kecapean, karena katanya ditunggangi oleh karuhun Cimahi,” jelasnya.

Namun, lanjut Mahmud, festival atau karnaval yang selalu tersaji saat moment Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI mulai redup sekitar tahun 1990-an. Menurutnya, hal itu disebabkan hilangnya motor penggerak kegiatan karnaval.

”Iya gak ada motornya, akhirnya hilang. Kalo tidak salah ingat tahun 90 sudah tidak ada karnaval lagi,” tandasnya.

Sebelumnya, tepatnya pada Sabtu (24/8), sekitar 2.500 warga Kelurahan Leuwigajah tumpah ruah memeriahkan Festival Gajah yang dilaksanakan di Lapangan Poral.

Kemeriahan sudah terlihat sejak pukul 08.00 WIB di kantor Kecamatan Cimahi Selatan yang menjadi titik pawai karnaval atau Festival Gajah. Mereka tak membawa tangan kosong, sebab ada puluhan jampana atau tandu yang berisi hasil bumi dan disertai replika berbagai macam gajah.

Kreasi gajah yang dibuat oleh warga pun beragam. Ada yang membuat kepala gajah mamoth, gajah pelangi hingga gajah bersayap seperti dalam kisah dongeng. Sesuai nama acaranya, yakni Festival Gajah. Warga yang mengarak jampana tersebut pun beratributkan gajah, tentunya dengan corak yang berwarna-warni.

Jelas saja gajah yang diusung. Sebab, Kelurahan Leuwigajah yang menjadi tuan rumah acara tersebut memiliki sejarah panjang tengan Leuwi dan Gajah.

Berdasarkan penelusuran dari situs keluargamac.blogspot.com, dulunya memang ada sebuah gajah yang dimandikan di leuwi. Leuwi adalah kosakata Bahasa Sunda, yang artinya Lubuk jika dalam Bahasa Indonesia.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan