Operasi Pasar di Pusatkan di Dua Kecamatan

NGAMPRAH– Kegiatan ope­rasi pasar murah (OPM) pada Ramadan tahun ini akan di pusatkan di dua kantor keca­matan yakni Cipendeuy dan Cikalongwetan yang digelar pada 23 dan 24 Mei, dengan menyiapkan 10 ribu paket dari bantuan Disperindag Jawa Barat. Kegiatan tersebut untuk memberikan keringa­nan bagi masyarakat serta menekan harga di pasaran bila terjadi lonjakan harga.

”Tahun ini kami mendapat bantuan dari Disperindag Jabar sebanyak 10 ribu pa­ket untuk kegiatan operasi pasar murah. Pelaksanaan kegiatan selama dua hari di dua kecamatan. Termasuk kami juga sudah berkoor­dinasi dengan setiap desa untuk jumlah penerima dalam kegiatan operasi pa­sar tersebut,” kata Pelaksa­na Tugas (Plt) Kepala Dinas Perindustrian dan Perda­gangan (Disperindag) Ka­bupaten Bandung Barat, Maman Sulaeman, Jumat (10/5/2019).

Maman menyebutkan, paket yang akan dijual tersebut ter­diri dari beras 5 kg, gula 3 kg dan minyak goreng 3 kg dengan harga Rp 60 ribu/paket.

”Untuk harga normalnya satu paket ini mencapai Rp 130 ribu, karena mendapat subsidi dari pemerintah pro­vinsi menjadi Rp 60 ribu saja. Kami harapkan operasi pasar ini bisa mengurangi beban masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok selama Ra­madan,” kata Maman seraya menyebutkan untuk Cika­longwetan mendapat 5.200 paket dan Cipendeuy 4.800 paket.

Alasan memilih dua lokasi ini, kata Maman, atas dasar keadilan untuk memenuhi harapan masyarakat dalam mendapatkan sembako mu­rah. Tahun 2018 lalu, operasi pasar murah digelar di Keca­matan Cililin, Gununghalu, Sindangkerta hingga Rongga.

”Tahun sekarang ganti lo­kasi sehingga masyarakat juga bisa mendapatkan paket murah ini secara bergantian. Untuk data penerima, kami berpatokan pada data miskin yang ada di Dinas Sosial,” ungkapnya.

Ke depan, ujar dia, Pemkab Bandung Barat akan beru­saha mengalokasikan ang­garan agar bisa menggelar kegiatan yang sama. Sehing­ga kuota paket akan lebih banyak diterima oleh masy­arakat di berbagai daerah.

”Untuk tahun depan akan kita usulkan lagi agar kegia­tan operasi pasar murah tidak hanya dari bantuan provinsi, tapi juga ada alokasi dari APBD kabupaten. Tahun sebelum­nya pernah diusulkan tapi belum terealisasi,” terangnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan