Netralitas KPU Dipertanyakan

JAKARTA – Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Jimly Asshid­diqie meminta kepada tokoh-tokoh partai politik, untuk dapat menurunkan tensi.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu menambahkan, para elite politik harus lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.

Menurut Jimly, jika terjadi sengketa dalam pemilu, tim sukses kedua kubu perlu me­manfaatkan mekanisme hukum untuk melawan ketidakadilan.

“Jikalau hasil penghitungan suara itu nanti tidak memu­askan, kita mengimbau supaya semua pihak menggunakan mekanisme resmi melalui Mahkamah Konstitusi (MK),” beber Jimly di Jakarta, Senin (22/4).

Jimly menjelaskan, meka­nisme yang sifatnya melem­baga dapat diselesaikan mela­lui MK, jika hasil pemilu 2019 ini timbul sengketa.

Sementara jika terjadi pe­rilaku yang dianggap berma­salah dari penyelenggara pemilu, maka diproses mela­lui DKPP.

Sudah ada mekanisme yang resmi, jadi jangan lagi mem­bayangkan mekanisme yang diluar sistem resmi, imbuhnya. Mantan Ketua DKPP ini juga mengharapkan kepada semua pihak untuk selalu menahan diri.

“Tunggu hasil penghitung­an suara secara resmi dari KPU pada tanggal 22 Mei 2019 nanti,” terangnnya.

Terpisah, Barisan Advokat Indonesia (Badi) mendatan­gi Dewan Kehormatan Penyel­enggara Pemilu (DKPP), Senin (22/4) sore.

Badi melaporkan Salah satu komisioner KPU RI Ilham Saputra yang membenarkan bahwa dirinya mempunyai hubungan sedarah (kakak beradik) dengan salah satu anggota tim komunikasi badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi sebagaimana viral di media sosial.

Hal tersebut diakui setelah beredarnya foto Ilham yang disandingkan dengan ibunya dan Yuga Aden anggota BPN Prabowo Sandi. Sebelumnya, Komisioner KPU tersebut ti­dak pernah menyampaikan secara terbuka kepada publik kalau beliau punya hubung­an pribadi maupun keluarga terhadap salah satu calon, peserta pemilu dan tim kam­panye.

Presidium Badi, Nur Aris menjelaskan, atas terbongkar dan viral adanya hubungan keluarga kandung sedarah antara Ilham Saputra (Komi­sioner KPU) dengan Yuga Aden (tim kampanye BPN Prabowo Sandi), pihaknya mengkha­watirkan akan mempengaruhi independensi KPU dalam mengambil keputusan ter­kait Hasil Rekapitulasi pero­lehan suara Pemilihan Presi­den dan tahapan Pemilu lainnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan