Akhirnya Joko Intarto sendiri yang menemukan nama yang langsung saya setujui: DIs Way. Diambil dari judul buku tentang saya. Berjudul DI’s Way. Yang ditulis oleh Raden Nugroho yang bernama pena Aris Darmawan. Sebuah buku yang sangat menarik. Melihat saya dari sisi yang beda.
Aris Darmawan adalah mantan wartawan Kaltim Post. Koran yang saya bidani dengan semangat melawan iklim. Iklim apa saja: internal dan eksternal. Dia wartawan penuh ide. Prestasinya sangat baik. Tapi memilih berhenti menjadi wartawan. Justru ketika masih sangat muda. Dan masih sedang berada di puncak.
Lalu ditodongkanlah senjata terakhir: kapan dimulai. Saya tidak ragu lagi. ”Minggu depan. Tanggal 9 Februari 2018,” kata saya.
Itulah Hari Pers Nasional. Sekalian untuk menandai Hari Pers Nasional itu. Yang tahun itu puncak acaranya dilangsungkan di Padang. Yang saya belum tentu bisa hadir. Saya belum sembuh benar. Dari sakit yang tiba-tiba. Yang sangat mematikan: aorta disection. Aorta saya pecah. Pembuluh darah utama itu pecah sejak dari dekat jantung. Pecahnya memanjang sampai 50 sentimeter. Lantaran tidak segera tertangani.
Itu setahun yang lalu. Saya pun ternyata bisa berangkat ke Padang. Untuk puncak acara Hari Pers Nasional. Yang panitia menyediakan dokter. Khusus untuk menjaga saya selama di Padang.
Tulisan tentang sakit yang mematikan itulah topik DIs Way di awal-awal terbit. Di media saya yang baru: Disway.id. Yang dibidani Joko Intarto.
Yang terjadi kemudian: ternyata saya bisa menulis tiap hari. Untuk DIs Way. Setahun penuh. Bisnis layanan live streaming milik mas Joko Intarto juga berkembang pesat. Tidak terganggu dengan DIs Way. Setahun terakhir ini Mas Joko sampai kuwalahan. Ia telah menemukan bisnisnya sendiri. Itulah salah satu TV masa depan. Saya bersyukur. DIs Way tidak mengganggu bisnisnya.
Saya sendiri tidak pernah kekurangan ide tulisan. Apalagi topiknya lebih banyak perjalanan saya di luar negeri. Amerika, Tiongkok, Lebanon, Turki. Kebetulan saya harus sering ke Amerika. Untuk memulai sesuatu yang baru di sana. Yang mungkin akan berhasil. Atau tidak berhasil. Wallualam.