SOREANG – Untuk mengantisipasi gagal panen, karena intensi hujan tinggi, Dinas Pertanian Kabupaten Bandung menghimbau para petani untuk menggunakan sistem pola tanam disesuaikan dengan kontur tanah dan wilayah.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Tisna Umaran mengatakan, pihaknya terus melakukan sosialisasi dan pembinaan kepada semua kelompok tani untuk mengantisipasi gagal panen di musim penghujan ini.
”Kita sudah berkerjasama dengan pihak TNI melalui Banbinsa di tiap desa, untuk memberikan pemahaman pola tanam pertanian di musim hujan untuk meminimalisir gagal panen,” jelas Tisna kepada wartawan di ruang kerjanya di Soreang kemarin (4/12)
Dia menghimbau, kepada semua kelompok tani agar pandai melakukan pola tanam, tanaman yang cocok yang disesuaikan dengan cuaca.
Tisna menyebutkan, sepanjang 2018, musim tidak bisa diprediksi. Namun, tanda-tanda musim hujan sudah mulai terlihat. Sehingga, beberapa wilayah di kabupaten Bandung, yang menjadi sentra pertanian mulai padi sampai palawija harus menyesuaikan kondisi ini.
”Beberapa wilayah sentra padi seperti Soreang, Ciparay dan Banjaran. Saya meyakini semua petani di kabupaten Bandung, sudah pandai berhitung apa yang mesti ditanam saat musim penghujan seperti sekarang,” tuturnya
Lebih lanjut Tisna Menjelaskan, Selain bagi para petani palawija, petani padi juga harus berhitung apa yang harus mereka tanam. Bahkan, petugas lapangan terus melakukan pendampingan dan pembinaan.
”Kita tetap harus tanggap musim dengam melihat kejadian di tahun sebelumnya, dimana sebagian wilayah kabupaten Bandung mengalami banjir yang mengakibatkan para petani tidak bisa bertani,” akunya
Dirinya menambahkan, sesuai data dinas pertanian luas wilayah pertanian di kabupaten bandung sekitar 35 ribu hektar. pihaknya juga telah melakukan pemetaan laham sawah teknis yang rentan kebanjiran saat musim penghujan.
Selain itu, peningkatan dan rehabilitas jaringan irigasi sawah teknis memalalui pembiayaan dari kementerian pertanian, pertanian provinsi serta pemkab yang diserahkan langsung kepada kelompok tani.
’’Hal itu akan menjadi langkah strategis mengantisipasi saat musim hujan ataupun kemarau,” kata dia. (rus/yan)